
Corona RI Lagi Gawat, Awas Pasokan Oksigen Terhambat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ledakan kasus Covid-19 membuat permintaan tabung dan gas oksigen melonjak dan saat bersamaan pasokan terhambat, harga pun ikut terbang. Antrean panjang karena habisnya stok sempat terjadi di beberapa agen antara lain di Jakarta.
Untuk menanggulangi terjadinya kelangkaan tabung oksigen, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai perlu sinergi antara Kementerian/Lembaga, terutama untuk menangani pengendalian harga tabung dan pencegahan penimbunan.
"Kami juga mengharapkan dukungan suplai listrik yang andal dan kontinyu dari PT PLN (Persero) untuk industri gas oksigen, sehingga tidak terjadi pemadaman, kedip, maupun ayunan voltase dan frekuensi," katanya Rabu (30/6).
Selain itu, demi menekan biaya perlu kemudahan dalam mobilitas dan distribusi oksigen cair maupun tabung oksigen dalam bentuk dispensasi dari pembatasan Over Dimension Over Load (ODOL). Hal itu demi memastikan masyarakat tetap mendapat pasokan tabung gas oksigen yang aman.
"Kami mencoba agar kebutuhan tabung oksigen untuk perawatan pasien Covid-19 bisa terpenuhi," kata Agus.
Dari sisi strategi produksi, Kementerian Perindustrian juga mulai mengalihkan strategi. Sebelumnya rasio peruntukan oksigen bagi keperluan medis dan bagi industri adalah 40:60. Saat ini, rasio penggunaan oksigen menjadi 60:40 antara kebutuhan medis dan kebutuhan industri.
"Suplai oksigen dari industri aman dengan kemampuan pasok sebesar 850 ton/hari, sementara kebutuhan oksigen untuk penanganan Covid-19 sekitar 800 ton/hari. Kami juga mendahulukan kebutuhan pasokan oksigen untuk medis," ujar Agus.
Menurut data Kemenperin, saat ini utilitas rata-rata industri gas oksigen 80% dari kapasitas terpasang sebesar 866.100.000 kg/tahun. Sehingga, masih ada idle capacity sekitar 225 juta kg/tahun.
"Apabila idle capacity masih belum mencukupi, pasokan gas oksigen untuk industri dapat dialihkan untuk kebutuhan medis," papar Agus.
Peningkatan kebutuhan tabung oksigen terjadi karena rumah sakit menambah fasilitas ruang perawatan dalam penanganan Covid-19, baik dalam bentuk bangsal maupun tenda darurat. Populasi tabung oksigen di Indonesia saat ini sekitar 1,5-1,8 juta tabung. Adapun kondisi yang terjadi adalah lambatnya perputaran tabung oksigen akibat lonjakan kasus Covid-19.
Di sisi lain, kenaikan harga sulit terhindarkan. Demi mendapatkan stok pun tidak mudah, pedagang harus 'berjibaku' dengan pedagang lainnya agar bisa mendapatkan stok. Karenanya, pedagang mengaku harus menaikkan harganya. Namun, jika pembeli menyanggupi, maka tetap bakal dijual.
"Sekarang banyak permintaan dari pasien, salah satunya dari keluarga itu minta cari-carikan. Sekarang dapat dengan harga benar-benar tinggi. Sekarang bisa dibilang harga lumayan tinggi. Dulu normal Rp 400 ribu sampai Rp 450 ribu, sekarang Rp 700 ribu sampai Rp 750 ribu untuk 1m3," kata Wafiq, pemilik Azam Oxygen yang berlokasi di Jl. Industri Raya No. 21, Gunung Sahari.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona RI Meledak: Tabung Oksigen Diborong, Melonjak 2X Lipat