Penanganan Covid-19

Anak Buah Menkes: Pasien Menumpuk & tidak Tertangani di RS

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
27 June 2021 17:00
RSUD tipe B Chasbullah Abdulmadjid (CNBC INDONESIA/ANDREAN KRISTIANTO)
Foto: Suasana penanganan pasien Covid-19 di RSUD tipe B Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu (CNBC INDONESIA/ANDREAN KRISTIANTO)

Jakarta, CNBC Indonesia - KasusĀ Covid-19 terus bertambah signifikan di tanah air. Berdasarkan data yang dihimpun Satgas Penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Minggu (27/6/2021), kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah 21.342 sehingga total menjadi 2.115.304.

Kemudian ada tambahan 8.024 kasus sembuh sehingga total menembus 1.850.481. Sementara itu kasus meninggal bertambah 409 sehingga total menjadi 57.138.

Satgas Covid-19 mencatat kasus aktif yang ada saat ini sebanyak 207.685 atau bertambah 12.909 dibandingkan sehari sebelumnya. Penambahan kasus aktif ini tentu berdampak pada situasi di rumah sakit (RS) di berbagai daerah.

"Kendala yang kami rasakan saat ini adalah manajemen kasus Covid-19 sehingga banyak pasien menumpuk di RS yang tidak ditangani," kata Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Rita Rogayah di Jakarta, Minggu (27/6/2021).

Dia menegaskan di tengah tingginya lonjakan kasus Covid-19, RS akan difokuskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, hingga kritis. Untuk itu, menurut Rita, triase dalam pemilihan pasien yang masuk RS harus dilakukan dengan baik. Dengan begitu diharapkan bisa mengurangi tumpukan di RS rujukan dan pasien bisa ditangani dengan baik.

Jika ada peningkatan kasus di daerah, maka harus ada RS lapangan dan isolasi terpusat yang disiapkan. Dengan demikian, RS rujukan bisa fokus melayani pasien dengan gejala berat.

"Perlu ada kebijakan pemda setempat. Harus ada RS yang khusus Covid-19 yang hanya melayani pasien Covid-19 sehingga pasien non Covid-19 bisa dilayani dengan baik sehingga tidak ada penumpukan," kata Rita.



Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan seluruh Instansi Gawat Darurat (IGD) RS rujukan Covid-19 akan diubah menjadi kamar isolasi pasien.

"Kami akan mengubah semua kamar IGD menjadi kamar isolasi sehingga dengan begitu perawatan normal bisa dilakukan di sana untuk menampung pasien yang masuk di RS dan mendapatkan perawatan biasa," ujar BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers, Jumat (25/6/2021).

Sementara itu, untuk kebutuhan IGD, akan dipindahkan ke tenda darurat yang dibangun di luar rumah sakit.

"BNPB membantu menambah tenda di luar RS sebagai tempat IGD jadi bisa menggunakan IGD yang ada jadi isolasi," katanya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak Penjelasan lengkap Menkes Soal BOR RS di DKI Sudah 45%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular