Defisit Memang Bengkak, Tapi Ekonomi RI Terselamatkan

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
25 June 2021 11:02
Pernyataan Kepala Negara Presiden RI Jokowi terkait Penanganan Covid-19 Terkini, Istana Bogor, 23 Juni 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden RI)
Foto: Pernyataan Kepala Negara Presiden RI Jokowi terkait Penanganan Covid-19 Terkini, Istana Bogor, 23 Juni 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai kalangan mengkritik keputusan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memutuskan untuk melebarkan ruang defisit anggaran di atas 3% selama tiga tahun mendatang.

Didik J. Rachbini, Ekonom Senior INDEF pernah mengkritisi keputusan pelebaran defisit APBN. Didik menganggap keputusan tersebut hanya menambah pundi-pundi utang negara, tanpa hasil yang jelas.

Apalagi, audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menunjukkan angka defisit pada tahun fiskal 2020 melebar dari 6,09% menjadi 6,14% dari produk domestik bruto (PDB).

Harus diakui, ruang lebih defisit diberikan lantaran pemerintah merasa perlu mengatasi masalah pandemi Covid-19 melalui belanja negara di tengah pendapatan negara yang mengalami penurunan.

Dalam penyerahan LHP Semester II Tahun 2020, Jokowi sempat angkat bicara terkait hal ini. Jokowi menegaskan bahwa pelebaran defisit anggaran memang tidak terelakkan.

"Kebutuhan belanja negara makin meningkat untuk penanganan kesehatan dan perekonomian pada saat pendapatan negara mengalami penurunan," tegas Jokowi, Jumat (25/6/2021).

Selain itu, pemerintah juga mendorong berbagai lembaga negara untuk melakukan sharing the pain dalam menghadapi pandemi. Misalnya, seperti kolaborasi antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

"Seperti burden sharing yang dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia." kata eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Dengan berbagai respon kebijakan tersebut, Jokowi menyebut bahwa pemerintah telah mampu menangani peningkatan belanja kesehatan sekaligus menjaga perekonomian dari berbagai tekanan.

"Meskipun kita sempat mengalami kontraksi yang dalam di kuartal kedua tahun 2020 yaitu -5,32% tapi kuartal berikutnya kita melewati rock bottom ekonomi Indonesia tumbuh membaik sampai kuartal I-2021 kita berada di -0,74%," katanya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Ramalan Mengerikan dari Jokowi untuk RI, Berani Baca?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular