
Saat Bos PTBA Bicara Jurus Kurangi Emisi

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia kini berlomba-lomba untuk mengurangi emisi karbon sebagai upaya memerangi dampak perubahan iklim. Hal ini pun turut dilakukan oleh perusahaan tambang, salah satunya PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto mengatakan, pihaknya melakukan beberapa upaya dalam menekan emisi karbon di sektor tambang.
Melalui bincang-bincang dalam live Instagram PTBA, Kamis (24/05/2021), Suryo mengatakan emisi karbon di sektor pertambangan salah satunya berasal dari alat berat.
Pasalnya, alat berat mengonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menghasilkan emisi karbon cukup besar. Salah satu langkah menguranginya adalah dengan optimasi penambangan.
"Misal jarak 3 km bakar BBM lebih banyak, kalau 1 km lebih sedikit, design tambang ini, jarak angkut batu bara nggak jauh, sehingga penggunaan BBM bisa dikurangi," paparnya.
Menurutnya, PTBA juga mulai melakukan elektrifikasi dengan mengganti alat-alat berat tambang yang mulanya berbasis BBM menjadi berbasis listrik. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi pasokan listrik, PTBA pun membangun pembangkit listrik di area mulut tambang.
"Listrik kita manfaatkan untuk gantikan infrastruktur yang berbasis bahan bakar minyak menjadi berbasis listrik, sehingga nggak nambah konsumsi BBM," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, PTBA juga mencari tanaman-tanaman yang mampu menyerap karbon cukup tinggi. Berdasarkan penelitian, menurutnya pohon trembesi bisa menyerap karbon di udara.
"Pohon trembesi ini serap (karbon) cukup tinggi, kami kembangkan tanaman-tanaman ini, kita kalkulasi, sehingga serap berapa persen karbon di udara, kita pilih tanaman-tanaman tersebut," jelasnya.
Upaya lain yang bakal dilakukan adalah dengan penggunaan teknologi penangkapan karbon (carbon capture), namun sayangnya ongkosnya masih cukup mahal. Saat ini PTBA belum memasangnya dan masih dalam tahap studi dengan perguruan tinggi.
"Kita targetkan ke depannya zero net emisi karbon. Saat ini khusus carbon capture sedang proses studi dan mudah-mudahan segera selesai dan keekonomian nggak mahal," harapnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesta 'Durian Runtuh' Batu Bara Usai, Begini Antisipasi PTBA
