Menteri ESDM Blak-blakan RI Gak Mau Lagi Jual 'Barang Mentah'

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 June 2021 14:50
A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus berupaya mendorong hilirisasi di sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba). Tujuannya adalah untuk mendorong nilai tambah, sehingga tidak terus-terusan mengekspor barang mentah saja.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Indonesia dikaruniai sumber daya sektor tambang baik batu bara dan mineral yang melimpah. Untuk batu bara saja, dia sebut sumber dayanya mencapai 149 miliar ton dan total cadangan 38 miliar ton.

Tidak hanya batu bara, sumber daya mineral pun cukup melimpah, seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah. Pemerintah pun tidak ingin menyia-nyiakan anugerah ini dan akan mengoptimalkan pengelolaannya, sehingga manfaat bagi negara juga maksimal.

"Oleh karena itu, pemerintah memprioritaskan peningkatan nilai tambah," kata Arifin dalam sebuah webinar, Rabu (23/06/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu upaya mendorong hilirisasi mineral adalah melalui dukungan pembangunan proyek pabrik baterai untuk kendaraan listrik. Dalam proyek pembuatan baterai ini, Indonesia akan memainkan peran dari hulu sampai ke hilir.

"Indonesia ditargetkan menjadi pemasok baterai EV pada tahun 2025," lanjutnya.

Sementara itu, di sektor batu bara pemerintah akan mendorong hilirisasi, salah satunya melalui proyek gasifikasi batu bara menjadi produk Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG yang selama ini banyak dipenuhi dari impor.

"Ini harus segera dikembangkan agar batu bara dapat digunakan sebagai bahan baku industri atau sumber energi yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Beberapa perusahaan, imbuhnya, sudah mulai menggarap proyek gasifikasi batu bara ini dalam rangka pengurangan impor LPG. Menurutnya, ini menjadi langkah yang tepat dalam mengimplementasikan kebijakan strategi di bidang energi.

"Sementara dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan, beberapa industri mendorong ke arah kinerja lingkungan dan kita juga akan fokus dalam pengurangan emisi dan gas rumah kaca, serta rehabilitasi bekas tambang," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya 'Harta Karun' Batu Bara 149 Miliar Ton, RI Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular