3 Fakta Terbaru Ivermectin untuk Terapi Covid Berizin BPOM

Jakarta, CNBC Indonesia - Ivermectin, obat antiparasit ini dikabarkan sudah mendapat izin dari BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Izin ini digunakan untuk terapi pasien dengan Covid-19.

Izin obat keluaran PT Indofarma Tbk (INAF) tersebut, diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

"Kami ingin menyampaikan obat Ivermectin obat antiparasit sudah keluar hari ini sudah mendapatkan izin BPOM," kata Erick, Senin (21/6/2021).

Mari mengenal lebih jauh Ivermectin. Ini Tiga Fakta Terbarunya :

Pertama

Ivermectin Awalnya Dikenal sebagai Obat Cacing

Ivermectin sebetulnya digunakan pada dosis yang sangat spesifik untuk mengobati cacing parasit, tetapi bukan merupakan anti virus. Berbagai studi menunjukkan hasil yang beragam tentang penggunaan Ivermectin untuk Covid-19. Beberapa kasus menunjukkan sedikit pemulihan sementara yang lain justru membuat penyakit menjadi lebih buruk.
Sejak itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memperingatkan agar tidak menggunakan obat anti-parasit dalam mengobati Covid-19 karena buktinya tidak cukup kuat.

Di Indonesia, Ivermectin juga sama sekali bukan obat baru. Obat ini terdaftar sebagai obat untuk mengatasi infeksi kecacingan (Strongyloidiasis dan Onchocerciasis). Diberikan dalam dosis tunggal 150-200 mcg/kg Berat Badan dengan pemakaian 1 (satu) tahun sekali.

Kedua

Bukan Obat Covid-19

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, Ivermectin bukan merupakan obat COVID-19 melainkan obat 'terapi COVID-19'. Obat ini akan digunakan sebagai salah satu terapi.

Ketiga

Efek samping

Beberapa efek samping penggunaan Ivermectin yang tidak sesuai indikasi:
* nyeri otot/sendi
* ruam kulit
* demam
* pusing
* sembelit
* diare
* mengantuk
* Sindrom Stevens-Johnson.

Baca: Kenalkan, Ivermectin Obat Terapi Covid di RI Seharga Rp5.000

(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPOM: Ivermectin Obat Cacing, Bukan Obat Covid-19!