Harga Batu Bara Meroket 50% Lebih, Negara Ikutan Cuan!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
22 June 2021 09:30
Bongkar Muat Batu bara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara.
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Di tengah kenaikan harga ini, PT PLN (Persero) melakukan kesepakatan dengan 48 pemasok batu bara. Apakah PLN khawatir pengusaha lebih memilih untuk ekspor daripada memasok ke pembangkit listrik dalam negeri?

Menjawab pertanyaan ini, Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo mengatakan, kesepakatan yang dibuat dengan 48 pemasok batu bara adalah untuk memastikan pasokan batu bara lancar.

"Kesepakatan ini untuk meyakinkan pasokan lancar dan terjaga. Dengan dukungan (Direktorat Jenderal) Minerba tentunya," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (21/06/2021).

Dia menegaskan jika sampai saat ini pasokan batu bara ke PLN masih terjaga. Menurutnya, para mitra terus melakukan pengiriman batu bara untuk PLN, meski harga batu bara untuk pembangkit listrik dibatasi maksimal sebesar US$ 70 per ton, dibandingkan harga pasar saat ini yang sudah menembus US$ 120 per ton.

Seperti diketahui, pemerintah membuat regulasi harga domestik batu bara atau domestic market obligasi (DMO) dengan harga maksimal US$ 70 per ton demi menjaga harga di dalam negeri.

"Dukungan Minerba masih menjaga harga ini dengan baik," lanjutnya.

Sementara itu, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi mengatakan, konsumsi batu bara PLN beserta anak usahanya sampai Mei 2021 mencapai 27,07 juta metrik ton (MT).

"Konsumsi batu bara di PLN (Holding dan Anak Perusahaan) sampai dengan Mei 2021 sebanyak 27,07 juta MT," ungkapnya.

Serapan ini secara persentase mencapai 42% dari rencana batu bara untuk pembangkit listrik perseroan tahun 2021 sebesar 63,78 juta MT.

"Atau sekitar 42% dari rencana 2021 sebanyak 63,78 juta MT," tuturnya.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular