Kafe dan Resto

Suara 'Lockdown' Makin Keras, Pengusaha Ini Nyatakan Ogah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 June 2021 14:29
Petugas medis menunjukkan surat tugas yang membawa pasien Covid-19 menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta, Selasa (8/6/2021). Pemerintah memerbarui data kasus Covid-19 di RI. Hari ini pemerintahmelaporkan tambahan kasus Covid 6.294, kasus sembuh covid 5.85 dan 189 kasus meninggal akibat covid. Penambahan kasus baru ini disampikan oleh satgas Covid-19 pada Selasa(8/6/2021). Pantauan CNBC Indonesia dilokasi mobil ambulans hilir mudik datang dan pergi. Kisaran waktu 15 menit datang satu mobil ambulans dan satu mobil sekolah yang membawa pasien Covid-19. Dilokasi salah satu pengemudi ambulans Wisma Atlet juga tampak kelelahan dan beristirahat di bangku supir bus. Salah satu keluarga juga datang menggunakan sepeda motor untuk di isolasi mandiri di Wisma Atlet. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas pengantaran pasien Covid-19 menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 5 organisasi profesi kesehatan meminta Pemerintah untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) total yang mengarah pada lockdown. Kalangan pengusaha langsung merespons permintaan ini.

Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) yang berada di sektor riil dan berhubungan langsung dengan masyarakat menilai bahwa keputusan tersebut kurang tepat. Pasalnya, terlalu banyak yang harus dikorbankan, termasuk potensi ambruknya ekonomi di tengah kesulitan anggaran dari Pemerintah.

"Dari segi ekonomi, pemerintah sudah keluarkan duit banyak, ini bisa kolaps. Jadi pertimbangannya begitu," kata Ketua Apkrindo, Eddy Sutanto kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/6/21).

Dari segi kesehatan ia mengaku memang langkah lockdown bisa saja efektif demi menghentikan penyebaran Covid-19. Namun, melihat makin tipisnya anggaran pemerintah akibat pandemi yang berkepanjangan, kemudian sumber pajak juga kian seret akibat aktivitas ekonomi yang drop, maka sulit bagi pemerintah dan dunia usaha untuk menanggung pilihan pahit itu.

"Kalau lockdown berat, sekarang aja kafe dan restoran udah sepoi-sepoi, karena orang takut makan di restoran. Contoh saja udah banyak pabrik bakery yang oven-nya nggak jalan, yang tutup banyak," kata Eddy.

Di sisi lain, dorongan untuk PPKM total juga kuat dari kalangan 5 profesi kesehatan. Kelima organisasi profesi itu adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif (PERDATIN).

Pasalnya hingga saat ini tenaga kesehatan kian kewalahan menghadapi kasus Covid-19 yang terus melonjak. "Mari kita sama sama "menderita" dan bersama‐sama berusaha sangat keras dan sangat maksimal dalam waktu yang singkat untuk kemudian bersama‐sama terbebas dari penderitaan ini untuk waktu yang panjang," tulis pernyataan resmi 5 organisasi profesi tersebut.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Baru Hidup Normal, Covid Mengancam Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular