
Profesi Ini Diramal Bertahan di Era Artificial Intelligence!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan Artificial Intelligence (AI) telah menjadi sebuah revolusioner di beberapa industri. Banyak sektor usaha bergerak untuk mencoba menerapkan AI pada kegiatannya.
Namun hal ini sepertinya tidak terjadi pada industri keuangan, khususnya profesi penasehat keuangan. Ralph Hamers, CEO bank asal Swiss, UBS, mengatakan pada hari Rabu (16/6/2021) bahwa teknologi seperti AI belum dapat menasehati klien secara menyeluruh.
"Tidak ada nilai tambah bagi penasihat klien untuk terlibat dalam proses seperti itu," kata Hamers dalam program CNBC Evolve Global Summit virtual.
"Mereka penasehat. Mereka harus memberi nasihat."
Ia menambahkan saat ini AI lebih cocok untuk menangani fungsi sehari-hari seperti membuka akun atau mengeksekusi perintah dalam perdagangan.
"Penasihat keuangan kami sebenarnya harus didukung oleh teknologinya," tambahnya.
"Itulah yang bisa dilakukan oleh kecerdasan buatan, karena bahkan penasihat klien kami tidak dapat membaca semua penelitian yang ada di sana," ujarnya lagi.
Industri perbankan Eropa sendiri saat ini telah mengalami perubahan radikal selama dekade terakhir, dengan pendatang baru seperti Monzo, Revolut dan N26 muncul untuk menghadapi pemain lama dengan layanan digital yang apik.
Perubahan ini semakin menjadi pada saat Covid-19 melanda. Banyak pemberi pinjaman berlomba untuk beralih dari sistem TI mereka yang sudah tua ke teknologi berbasis cloud. Beberapa bahkan bermitra dengan perusahaan teknologi seperti Microsoft, Amazon dan Google, serta fintech pemula, untuk mempercepat prosesnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Curhat Abdi Negara yang Ketakutan Menghadapi 'Kiamat' PNS
