
China Bakal Jadi Top Importir LNG, Peluang Pasar Buat RI

Jakarta, CNBC Indonesia - China diperkirakan bakal menyalip Jepang menjadi importir gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) terbesar di dunia pada tahun ini. Hal ini disampaikan perusahaan tracking kargo dan penyedia data harga, ICIS LNG Edge, dikutip dari Reuters, Jumat (11/06/2021).
Dengan kondisi ini, apakah RI menangkap peluang ini dan mengekspor lebih besar LNG ke China?
Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Arief S. Handoko mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki kontrak eksporĀ LNG jangka panjang dengan China dari Kilang LNG Tangguh di Papua Barat yang dioperasikan BP Berau Ltd.
"Saat ini kami punya kontrak jangka panjang ke China untuk LNG Tangguh," paparnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (15/06/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, pemenuhan kebutuhan LNG domestik akan menjadi prioritas pemerintah. Jika kebutuhan domestik sudah terpenuhi, maka sisanya baru akan dilempar ke pasar ekspor.
"Setelah kebutuhan LNG domestik terpenuhi, sisa volume akan dilempar ke pasar ekspor," tuturnya.
Menurutnya, perkembangan kebutuhan LNG di China termasuk menjadi salah satu prioritas Indonesia untuk pasar ekspor.
"Dan perkembangan kebutuhan LNG di China termasuk salah satu yang menjadi prioritas kita," lanjutnya.
Berdasarkan data SKK Migas, selama kuartal I 2021 produksi LNG nasional dari dua kilang LNG yakni Kilang Bontang, Kalimantan Timur dan Kilang Tangguh di Papua Barat, mencapai 46,2 standard kargo.
Produksi LNG tersebut berasal dari Kilang LNG Bontang sebanyak 16,2 kargo dan Kilang Tangguh 30 kargo. Dari total produksi LNG di kuartal I 2021 ini, penjualan ke domestik mencapai 16,9 kargo dan ekspor lebih besar yakni 29,3 kargo.
Peningkatan kebutuhan LNG di China didasarkan pada pemulihan ekonomi China yang cepat dan kuat. Selain itu, China juga tengah berupaya untuk mengurangi polusi dengan menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan dan memasuki musim dingin.
Jepang telah menjadi negara pengimpor LNG terbesar dunia selama berpuluh tahun. Namun, pembelian LNG dari Tokyo yang biasanya digunakan untuk memproduksi listrik ini telah menurun sejak beberapa waktu lalu.
Jepang dalam beberapa tahun belakangan ini mengurangi impor LNG seiring dengan rencana menekan emisi karbon hampir separuh pada 2030.
Sementara itu, China mulai mengejar Jepang sebagai negara importir LNG terbesar. Jepang mengimpor LNG sebesar 76,32 juta ton antara Juni 2020 hingga Mei 2021 ini. Sementara impor LNG China mencapai 76,27 juta ton selama periode yang sama.
Impor LNG China diperkirakan bakal mencapai 81,2 juta ton, mengalahkan Jepang sebesar 75,2 juta ton pada tahun ini. Permintaan LNG meningkat untuk menggantikan batu bara yang lebih berpolusi dalam menghasilkan listrik.
"China akan memimpin ekspansi kapasitas global dalam fasilitas regasifikasi. Ini dipasang di terminal impor untuk mengembalikan gas cair ke bentuk aslinya."
Mengutip Oil Price, GlobalData menyebut China akan menyumbang 27% dari penambahan kapasitas regasifikasi baru secara global antara tahun ini dan 2025.
Ini akan mencapai 4,191 triliun kaki kubik (TCF) dalam kapasitas regasifikasi baru. Menurut GlobalData, dan 1,308 triliun kaki kubik dalam proyek ekspansi.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak RI Makin Anjlok di Semester I 2023
