
PGE: Nilai Keekonomian Jadi Kunci Pengembangan Geothermal

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto mengatakan bahwa nilai keekonomian dari proyek panas bumi menjadi kunci dalam pengembangan energi baru dan terbarukan ini.
Hal ini disebabkan karena biaya eksplorasi dari geothermal sangat besar dan memiliki risiko yang besar pula. "Maka perlu kerja bersama mengurai ini. Dari sisi investor ingin ada return, tak usah berlebih tapi wajar sesuai risiko," ujarnya.
Menurutnya, satu hal harus dipahami bahwa setiap WK dari geothermal memiliki risiko kompleksitas berbeda dari satu wilayah ke yg lain.
"Karena dari satu wilayah kerja ke yang lain, nilai keekonomiannya berbeda. Semoga pemerintah bisa mendukung bagaimana merumuskan harga keekonomian dan pas sesuai kompleksitas dalam wilayah kita," ujarnya.
Ahmad Yuniarto juga mengatakan pihaknya mendapatkan mandat untuk mendayagunakan sumber panas bumi di 15 wilayah kerja (WK) yang mempunya kapasitas terpasang 672 Mega Watt.
"Ini yang dioperasikan sendiri, kemudian yang dioperasikan melalui join operation program 1.200 MW," ujarnya.
Lebih rinci dia menjelaskan bahwa, seluruh wilayah kerja geothermal tersebut memiliki fase-fase yang berbeda. "Kami mempunyai WK yang masih berada di fase eksplorasi dan WK sudah berada di fase pemanfaatan produksi penuh," jelasnya.
Pada tahapan eksplorasi setidaknya ada 2 WK yang menjadi fokus PGE dalam mencari membuktikan potensi panas bumi di wilayah baru. Kedua WAK tersebut berada di Seulawah dan Sulawesi Utara.
"Tahun ini kami menyiapkan kajian-kajian dan survei, geofisika, geologi, dan tahun depan bersiap melaksanakan pengeboran sumur eksplorasi," jelasnya.
Dia menegaskan bahwa ada potensi geothermal sebesar 2,9 gigawatt di wilayah kerja PGE. Ini yang membuktikan bahwa potensi PGE sangat besar karena baru 672 MW yang dioperasikan sendiri dan 1,2 GW joint operation, yang baru tergarap.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lampaui Target, PGE Produksi Setara Listrik 4.618 Gwh
