
Kudus, Bangkalan & Zona Merah Lainnya Disarankan Lockdown!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus harian Covid-19 terus melonjak. Biar ekonomi tidak kembali resesi, pemerintah disarankan untuk memperkuat pengawasan atau surveillance.
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengungkapkan bahwa pengawasan pemerintah pusat dan daerah terhadap masyarakat harus diperketat.
Terutama kata Tri Yunis di daerah yang saat ini mengalami lonjakan paling tinggi seperti di Bangkalan dan Kudus. Menurut dia, kedua wilayah itu harus lockdown.
"Kalau gak nanti banyak masyarakatnya yang bepergian, itu kan salah. Menurut saya salah kaprah dari bupatinya, camatnya, lurahnya. menurut saya bener-bener salah. Harus dikoreksi, satgasnya harus dibenarkan pada tingkat kabupaten sampai desa," jelas Tri Yunis kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/6/2021).
Dalam menerapkan lockdown di Bangkalan dan Kudus, kata Tri Yunis bisa meniru dari cara Singapura dan Malaysia. Masyarakat diberitahukan, kapan waktu berlaku, sehingga bisa bersiap-siap.
"Kalau habis, mereka bisa beli, tapi harus ada surat keterangan RT/RW," kata Tri Yunis melanjutkan.
Sementara secara nasional, menurut Tri Yunis, pemerintah tidak perlu melakukan lockdown, mengingat ada konsekuensi ekonomi yang harus ditanggung. Lockdown cukup pada kecamatan dan desa yang dilalui pemudik.
Oleh karena itu, biar ekonomi tidak semakin anjlok, kata Tri Yunis perlu dilakukan pengawasan yang ketat. Mulai dari contact tracing, testing, dan vaksinasi yang harus dipercepat.
"Surveillancenya harus dibenarkan. Contact tracing harus ditingkatkan, penanggulangan diperberat. Kalau lockdown harus dilakukan, lakukan dengan serius pada tingkat kabupaten, kecamatan, atau desa. Vaksinasi dipercepat," jelas Tri Yunis kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/6/2021).
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Menanjak di Kudus, Polri Tambah 600 Personel