
Harga Brompton 'Goyang', Sepeda Lipat Segmen Ini Jatuh Parah

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepeda lipat segmen di bawah Rp 5 jutaan terjun bebas setelah booming sepeda mereda. Namun, ternyata untuk sepeda lipat impor segmen atas seperti Brompton juga turun tapi penurunan harga tak signifikan.
Hal ini disampaikan oleh Pemilik Toko dan bengkel sepeda Ajo Bike yang berlokasi di Cisalak Depok, Harun Adi Saputra atau biasa dipanggil Kang Ajo. Ia menjelaskan penurunan harga terjadi akibat minat gowes masyarakat yang mulai menurun, tapi stok dari distributor sudah melimpah. Amblesnya harga umumnya terjadi pada segmen sepeda lipat segmen bawah.
"Harga sebagian sepeda turun tapi nggak semua jenis turun. MTB atau sepeda gunung high class tetap stabil. Menengah ke bawah agak turun, terutama sepeda lipat, turunnya sangat signifikan, enam bulan lalu (Pacific) Noris yang harga Rp 4 juta karena barang kosong peminat banyak, harga barang bisa naik 2-3x lipat. Sekarang kebalikannya, stok distributor banyak, harga turun drastis," kata Kang Ajo kepada CNBC Indonesia Jumat (11/6/21).
Penurunan harga umumnya terjadi pada sepeda dengan range rendah di bawah Rp 5 juta. Berbeda dengan sepeda lipat untuk segmen kelas menengah atas seperti Brompton. Sepeda jenis ini tetap dicari oleh sebagian masyarakat dari kalangan menengah ke atas dan penghobi.
Misalnya Brompton M6L Raw Lacquer beberapa bulan lalu mencapai Rp 41 juta, kini harganya turun landai sekitar Rp 37 juta. Model M6R BE Color dari semula Rp 43 juta menjadi Rp 39 juta, serta M6R BE Lacquer yang semula kisaran Rp 46 juta saat ini kembali ke angka Rp 42 juta.
"Harga nggak begitu anjlok kayak sepeda lipat lokal biasa. Turun tapi wajar, nggak drastis kaya sepeda lokal model Pacific, Troy, Element turun harga Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Mungkin karena peminat Brompton segmented menengah ke atas semua, beda sama lokal yang di bawah Rp 10 juta peminat banyak. Kalau orang beli Brompton tertentu saja," kata Kang Ajo.
Secara umum penurunan harga sepeda antara 20-30% rata-rata menurut pengakuan pelaku importir sepeda Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo). Stok mulai melimpah pada segmen menengah bawah, dan permintaan mulai melandai jadi pemicunya. Hal ini juga diakui oleh pedagang sepeda.
"Kondisi sekarang sudah sama saja seperti sebelum pandemi (tak booming), nggak kayak dulu awal pandemi, ramai banget tuh ketika awal pandemi," kata Ian, Pemilik Toko Sepeda Harapan Kencana yang berlokasi di Jl. Surya kencana No.94 Bogor kepada CNBC Indonesia.
"Misalnya itu (sepeda lipat) Rubick Gyro sekarang harganya Rp 4 juta, dulu sampai Rp 4,5 juta," katanya.
Ia bilang saat ini, harga sepeda lipat murah dari harga di atas juga mengalami penurunan harga. "Dibanding MTB, sepeda lipat paling dicari, mulai dari Rp 1,7 juta sampai Rp 1,8 juta itu tipe Evergreen. Yang anak dapat Rp 1,3 juta. Awal pandemi naik harganya, bisa di atas Rp 2 juta," kata Ian.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Booming Sepeda Lipat Reda, Terjadi Over Supply, Harga Hancur!