
Booming Sepeda Lipat Reda, Terjadi Over Supply, Harga Hancur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku industri sepeda di dalam negeri menangkap tren penurunan permintaan pasar sepeda di dalam negeri memasuki paruh 2021. Efeknya tak hanya pada penurunan harga tapi pada industri yang sudah telanjur tambah kapasitas dan menambah pekerja.
Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) mencatat ada penurunan harga sepeda lipat sekitar 20-30% karena tren turunnya permintaan domestik dan over supply. Kondisi ini, pengusaha harus berputar otak agar hasil produksinya tetap bisa terjual. Salah satu opsinya adalah mengekspor ke beberapa negara tetangga.
"Ekspor bisa, justru industri dalam negeri punya opportunity untuk mengembangkan. Sekarang China banyak orderan dari negara luar. Pasar Asean seperti Malaysia, Singapura, Thailand butuh sepeda, mereka banyak cari ke Indonesia. Singapura lumayan produsen lokal sudah supply ke sana," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/6/21).
Pilihan Redaksi |
Produksi sepeda dari dalam negeri saat ini sedang berlebih. Hal ini ditenggarai adanya booming gowes mulai reda. Padahal sudah banyak pabrikan yang memilih untuk menambah kapasitas produksi dan karyawan. Sehingga ekspor ke negara luar menjadi solusi.
"Lumayan satu produsen bisa kirim 1.000 unit sebulan. Bertahap terus konsisten lumayan itu karena kompetisi dengan produk China juga, cuma ketersediaan stok China siap apa nggak. Sedangkan Indonesia kan lagi over supply," jelas Eko.
Pasar sepeda dalam negeri sempat mengalami kelangkaan ketika pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 68 Tahun 2020 tentang ketentuan Impor Alas Kaki, Elektronik, dan Sepeda Roda Dua dan Roda Tiga, tujuannya demi menekan impor barang tersebut yang masuk ke Indonesia.
Kala itu, pasokan sepeda impor sempat tersendat pada medio Agustus hingga Oktober 2020. Alhasil, sebagian masyarakat kesulitan untuk mendapat sepeda. Jika dihitung, sekitar 600 ribu sepeda per bulan tidak jadi masuk selama dua hingga tiga bulan saat ada kebijakan itu.
Kondisi berbalik terjadi beberapa bulan terakhir di 2021, ketika sepeda impor mulai masuk karena telah memenuhi syarat, dan di sisi lain ada dugaan tren gowes justru menurun.
"Awal tahun masuk semua barang, izin kuota sudah terbuka, beberapa orderan lama mulai masuk semua sekarang, over supply sehingga terjadi harga tumpang tindih di pasar. Jadi menurunkan harga, semua menyesuaikan harga dengan pasar," kata Eko.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Brompton 'Goyang', Sepeda Lipat Segmen Ini Jatuh Parah