Internasional

Negara Kaya Ketemuan di Inggris, Biden Warning Keras Putin

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 June 2021 16:30
President Joe Biden speaks about a cease-fire between Israel and Hamas, in the Cross Hall of the White House, Thursday, May 20, 2021, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Foto: Presidden AS Joe Biden (AP/Evan Vucci)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) resmi memulai lawatan pertamanya ke luar negeri pada Rabu (9/6/2021). Negara pertama yang disambangi Presiden 78 tahun itu adalah Inggris, yang juga akan menjadi tuan rumah Konferensi negara G7 pada Jumat (11/6/2021) esok.

Dalam kunjungannya di Inggris, Biden menyambangi pangkalan angkatan udara Negeri Ratu Elizabeth. Dalam kunjungan itu, Biden memberikan sebuah peringatan keras bagi Rusia.

"Kami tidak mencari konflik dengan Rusia," kata presiden dari Partai Demokrat itu didepan seribu orang angkatan udara, dikutip Kamis (10/6/2021).

"Kami menginginkan hubungan yang stabil dan dapat diprediksi ... tapi saya sudah jelas, AS akan merespons dengan cara yang kuat jika pemerintah Rusia terlibat dalam kegiatan berbahaya."

Biden mengatakan ia bertekad untuk membangun kembali hubungan trans-Atlantik dan membingkai ulang hubungan dengan Rusia.

"Ini adalah perjalanan luar negeri pertama saya sebagai presiden Amerika Serikat. Saya menuju ke G7, kemudian menteri NATO dan kemudian bertemu dengan Tuan Putin untuk memberi tahu dia apa yang saya ingin dia ketahui," kata Biden, menggambar sorakan dari pasukan.

"Di setiap titik di sepanjang jalan, kami akan memperjelas bahwa Amerika Serikat telah kembali dan negara-negara demokrasi di dunia berdiri bersama untuk mengatasi tantangan terberat, dan masalah yang paling penting bagi masa depan kita."

Biden mengatakan kepada wartawan bahwa ia berangkat ke Eropa dengan tujuan untuk memperkuat aliansi, menjelaskan kepada Putin dan China bahwa hubungan Eropa dan Amerika Serikat sangat erat.

Pertemuannya dengan Putin pada 16 Juni di Jenewa adalah batu penjuru dari perjalanan tersebut. Hal itu merupakan kesempatan untuk menyampaikan kekhawatiran AS kepada pemimpin Rusia tentang serangan ransomware yang berasal dari Rusia, agresi Moskow terhadap Ukraina dan sejumlah masalah lainnya.

Dalam perkembangan yang semakin mempererat hubungan AS-Rusia, pengadilan Rusia pada hari Rabu melarang kelompok-kelompok yang terkait dengan kritikus Kremlin yang sempat dalam percobaan pembunuhan dan saat ini dipenjara, Alexei Navalny.

Menanggapi hal itu Departemen Luar Negeri AS mengatakan Rusia secara efektif mengkriminalisasi salah satu dari sedikit gerakan politik independen yang tersisa di negara itu.

Biden sendiri memiliki sikap yang cukup dingin terhadap Rusia. Beberapa kali presiden asal Delaware itu memberikan ucapan yang sangat frontal kepada Putin.

Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Biden ditanyai tentang laporan intelijen bahwa Putin mencoba merugikan pencalonannya dalam pemilihan November 2020 dan mempromosikan Donald Trump. Ia menjawab bahwa akan ada konsekuensi yang dihadapi Kremlin.

"Dia (Putin) akan membayar harganya," kata Biden yang berusia 78 tahun.

Tak hanya itu, Biden juga pernah menuduh Putin sebagai dalang dari percobaan pembunuhan terhadap Navalny.

"Saya yakin," kata presiden asal Delaware itu saat ditanya mengenai apakah Putin dalang dibalik percobaan pembunuhan Navalny.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Undang Joe Biden Diskusikan Soal Hubungan Bilateral

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular