
Pesawat Buatan RI Jadi 'Rebutan' Malaysia hingga Senegal

Malaysia
Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) termasuk yang memiliki CN235 terbanyak, bahkan sudah melakukan konversi pesawat CN235-220 Military Transport menjadi CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA).
Sebanyak 3 unit dari 8 unit pesawat CN235-220 milik TUDM dikonversi menjadi pesawat patroli maritim. Pesawat pertama CN235-220 telah tiba di fasilitas produksi PTDI pada tanggal 08 September 2020, guna memulai proses konversi yang telah tertunda akibat pandemi Covid-19.
Pada Oktober 2020, ditandatangani Berita Acara Serah Terima pesawat kedua CN235-220 yang juga akan menjalani konversi menjadi pesawat patroli maritim. Sedangkan pesawat ketiga CN235-220 dijadwalkan akan tiba di PTDI pada 2021.
PTDI bekerjasama dengan Integrated Surveillance and Defense, Inc (ISD) yang berkantor pusat di Wilsonville, Oregon, Amerika Serikat dalam menyediakan dan integrasi Mission Management Systems (MMS) untuk 3 unit pesawat CN235-220 milik TUDM, Malaysia.
Perangkat Mission Management Systems yang akan dipasangkan pada CN235-220 milik TUDM, Malaysia di antaranya FLIR (Forward Looking Infra Red) yaitu kamera yang dilengkapi dengan Infrared untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.
Belly Radome dimana dipasangkan Radar Dome di bagian bawah atau di bagian perut untuk menyimpan 360° Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal, sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.
Senegal
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sempat menyerahkan Pesawat buatan Indonesia CN235-220 MPA ke Angkatan Udara Republik Senegal, dari Hanggar Fixed Wing PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Kamis (18/3/2021). Pesawat CN235-220 MPA kepada AU Republik Senegal ini merupakan pesawat ketiga.
Chief of Air Force of Senegal Papa Souleymane SARR menyatakan dalam kesempatan tersebut bahwa Republik Senegal telah menggunakan pesawat produksi PTDI selama 10 tahun.
Pesawat CN235-220 MPA ini menurutnya adalah salah satu yang spesial karena digunakan sebagai patrol airplane, berbeda dengan dua pesawat sebelumnya.
"Kami berharap mendapatkan kepuasan yang sama dengan yang dua pesawat sebelumnya" kata Papa Souleymane SARR.
Ia bilang kerjasama Senegal dan Indonesia selama ini telah terjalin sangat baik karena terdapat kesamaan kultur antara kedua negara. Senegal terus berupaya mencari peluang terbaik untuk bertukar pengalaman dan kerjasama ke depannya dengan Indonesia.
Thailand
Pada September 2014, PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) dan Thai Aviation Industries Co., Ltd (TAI) menandatangani kontrak Pengadaan 1 (satu) unit pesawat CN235-220M yang diberikan kepada Royal Thai Police.
Kontrak pengadaan 1 unit CN 235-220M Multi Purpose tersebut merupakan implementasi dari Industrial Collaboration Agreement antara PTDI dan TAI yang telah ditandatangani pada tanggal 4 November 2013 di Bandung.
Pesawat CN235-220M ini dapat digunakan sebagai troop transport, VIP, Medevac, pax, dan Cargo yang kemudian akan dilaksanakan oleh pihak TAI di fasilitas TAI dengan supervisi PTDI sesuai dengan kebutuhan Royal Thai Police.
TAI adalah mitra kerja PTDI untuk menguasai pasar pesawat kecil dan medium di Thailand. TAI juga adalah industri pesawat terbang yang dapat memodifikasi, mengkostumisasi berbagai pesawat termasuk CN235 dan NC212. Nilai kontrak untuk 1 unit pesawat CN235-220M ini sebesar $ 31,2 juta dengan nomor kontrak 0006/PTD/UT0000/09/2014 tanggal 19 September 2014.
(hoi/hoi)[Gambas:Video CNBC]