Mau Jadi Pionir Energi Bersih, Bali Ternyata Kaya EBT

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 June 2021 16:05
INDONESIA-QUAKE/
Foto: The Kayon Resort Ubud Bali (Tangkapan Layar Instagram @thekayonresort)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bali ingin menjadi salah satu provinsi pionir dalam penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.

Direktur Eksekutif Institute For Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, potensi EBT di dalam Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Bali adalah energi surya sebesar 1.200 mega watt (MW) dan energi angin hampir 1.000 MW.

Namun, menurut Fabby realisasi penggunaan energi surya di Bali masih lebih rendah dari potensinya. Oleh karena itu, ini menjadi tantangan baru untuk merealisasikan.

"Bagaimana merealisasikannya, dorong dengan manfaatkan jadi energi listrik dan jadikan Bali sebagai Provinsi energi terbarukan," paparnya dalam sambutan webinar 'Bali Menuju Energi Bersih' Rabu (09/06/2021).

Fabby mengaku tidak ragu terhadap rencana Bali ingin menjadi pionir Provinsi Energi Bersih. Menurutnya, berdasarkan potensi yang ada, semua kebutuhan listrik di Bali bisa dipenuhi dengan EBT, salah satunya tenaga surya. Energi surya menurutnya memiliki keunikan dibandingkan dengan energi yang lain.

"Kenapa surya, tentunya ini karena energi surya di mana PLTS dari panas matahari ke listrik ada keunikan yang tidak dimiliki teknologi lain," ujarnya.

Dia pun memaparkan sejumlah keunggulan PLTS. Pertama, teknologi PLTS cukup fleksibel karena bisa dipasang di atas tanah, danau, waduk, dan di atas atap. Kedua, tidak ada economy of scale (skala ekonomi), sementara energi yang lainnya membutuhkan skala ekonomi ini.

Ketiga, secara teknologi, PLTS adalah yang paling demokratis karena bisa diakses, dipasang, dan dimanfaatkan seluas-luasnya dan tidak harus membutuhkan investasi yang besar.

"Potensi besar yang belum optimal adalah PLTS Atap, ini adalah salah satu yang mudah sekali dipasang dan diakses untuk capai target RUED Bali, sehingga butuh partisipasi masyarakat," tuturnya.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Chrisnawan Aditya mengatakan, Bali masuk ke dalam 10 besar provinsi yang memanfaatkan PLTS Atap.

Dia mengatakan, hingga Maret 2021, provinsi teratas yang banyak menggunakan PLTS Atap yaitu Jawa Barat sebesar 6,17 mega watt (MW), lalu Jakarta Raya sebesar 5,87 MW, dan disusul Jawa Tengah & DIY sebesar 5,31 MW.

Peringkat selanjutnya adalah Jawa Timur 2,77 MW, disusul Banten sebesar 1,98 MW, dan kemudian Bali 1,07 MW.

"Di Bali, penggunaan PLTS Atap sampai Maret adalah 1,07 MW dan masuk 10 besar. Potensi masih luas," paparnya.

Dari sisi jumlah pelanggan PLTS Atap, saat ini PLTS Atap sudah terpasang 3.472 pelanggan dengan total kapasitas 26,51 MW secara nasional.

"Ini terlihat di Bali pun sudah ada 141 pelanggan pasang. Sektornya masih didominasi rumah tangga, tapi kapasitas industri yang besar," ungkapnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular