Kalau Lihat Ini, Menko Airlangga Akan Kian Pede PDB Tumbuh 8%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 June 2021 11:45
Airlangga Hartarto. Ketua KPCPEN/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Tangkapan Layar Youtube @PerekonomianRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 bakal tumbuh tinggi. Ada data terbaru yang sepertinya bisa menjadi alasan atas keyakinan tersebut.

"Pemerintah meyakini pada kuartal II kita mampu (tumbuh) dalam range 7-8%," tegas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, awal pekan ini.

Well, kalau sekadar tumbuh, ekonomi Indonesia pasti tumbuh. Apalagi kalau yang diacu adalah pertumbuhan tahunan (year-on-year/yoy). Sebab kuartal II-2020 yang dijadikan dasar adalah titik nadir perekonomian Tanah Air selama masa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Pada kuartal II tahun lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh -5,32% yoy, terendah sejak kuartal I-1999. So, ada perbaikan sedikit saja ekonomi pasti bakal positif. Tinggal masalah berapa angkanya.

Halaman Selanjutnya --> Konsumen Kian Pede Arungi Perekonomian

Apakah proyeksi pertumbuhan ekonomi 8% cukup masuk akal?

Kita tidak bicara angka, tetapi yang jelas PDB Tanah Air pasti akan tumbuh lumayan tinggi. Hal itu terkonfirmasi dalam data yang dirilis Bank Indonesia (BI) hari ini.

Mengutip laporan Survei Konsumen periode Mei 2021, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 101,5 sekaligus menjadi catatan tertinggi sejak Maret 2020. Artinya, secara umum keyakinan konsumen mulai mengarah ke pasa sebelum pandemi.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian baik saat ini hingga enam bulan mendatang.

IKK terbagi menjadi dua sub-indeks besar yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK). IKE pada Mei 2021 berada di 86,8. Masih berada di zona pesimistis, tetapi membaik ketimbang bulan sebelumnya yaitu 80,3.

IKE dibagi lagi menjadi tiga yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini, Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Pembelian Barang Tahan Lama. Ketiganya masih di bawah 100, tetapi membukukan kenaikan dari posisi April 2021. Kenaikan tertinggi dialami Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang melesat 9,4 poin.

"Persepsi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini pada Mei 2021 terpantau membaik pada seluruh kelompok pendidikan, terutama pada responden dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana. Sementara di sisi usia, kenaikan indeks terjadi pada responden berusia di bawah 60 tahun," sebut laporan BI.

Di sisi penghasilan, keyakinan konsumen membaik seiring Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para pekerja dan peningkatan omset responden pelaku usaha pada periode Ramadan dan Idul Fitri. Indeks Penghasilan Saat Ini pada Mei 2021 mengalami peningkatan pada mayoritas kategori pengeluaran, terutama pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan. Ditinjau dari sisi usia, indeks penghasilan saat ini mengalami peningkatan utamanya pada responden berusia di bawah 60 tahun.

Sejalan dengan membaiknya keyakinan terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja pada Mei 2021, keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian barang tahan lama juga membaik dibandingkan bulan sebelumnya terutama untuk jenis barang elektronik dan perabot rumah tangga. Kenaikan indeks terjadi pada sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu responden dengan pengeluaran Rp 1-4 juta per bulan. Menurut kategori usia, keyakinan untuk membeli barang tahan lama meningkat pada responden berusia 31-60 tahun.

Kalau IKE masih di zona pesimistis, tidak demikian dengan IEK. Pada Mei 2021, IEK berada di 122,1, turun sedikit dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 122,6.

IEK juga terbelah menjadi tiga indeks yaitu Ekspektasi Penghasilan, Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Ekspektasi Kegiatan Usaha. Dari tiga indeks itu, hanya Ketersediaan Lapangan Kerja yang membukukan kenaikan pada Mei 2021 dibandingkan bulan sebelumnya.

Halaman Selanjutnya --> IKK Jadi Pertanda Konsumsi Bakal Mengangkasa

IKK adalah salah satu data berjenis kelamin leading indicator atau indikator mula. Indikator semacam ini memberi gambaran bagaimana arah perekonomian ke depan.

Melihat data IKK, sepertinya arah konsumsi masyarakat bakal ke utara alias naik. Ingat, konsumsi rumah tangga adalah kontributor utama dalam pembentukan PDB dari sisi pengeluaran. Kontribusinya lebih dari separuh.

Oleh karena itu, ada tendensi konsumsi rumah tangga bakal tumbuh tinggi kalau melihat data IKK. Saat konsumsi melesat, maka pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan bakal terangkat.

Apakah bisa sampai 8% seperti yang disebutkan Menko Airlangga? Doakan saja ya...

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular