Internasional

Heboh Wabah "Ingus Laut" Guncang Turki, Apaan Tuh?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 June 2021 15:05
APTOPIX Ingus Laut Turki
Foto: Wabah "ingus laut" yang mengancam ekosistem Laut Marmara di pantai Caddebostan, di sisi Asia Istanbul, Turki. (AP/Kemal Aslan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lapisan bahan organik berlendir tebal berwarna keabu-abuan yang disebut "ingus laut" muncul di perairan Turki. Wabah yang menyebar melalui laut selatan Istanbul ini, menimbulkan ancaman bagi ekosistem Laut Marmara dan industri perikanan.

Pelabuhan, garis pantai, dan petak-petak air laut kini diselimuti oleh "ingus laut", dengan beberapa bagian dari lendir ini telah tenggelam di bawah ombak, membahayakan kehidupan di dasar laut.

Menteri Lingkungan Turki, Murat Kurum berjanji akan mengatasi wabah ingus laut dengan rencana penanggulangan bencana. Dia mengklaim cara itu bisa melindungi Laut Marmara di masa depan.

"Mudah-mudahan, bersama-sama kita akan melindungi Marmara kita dalam kerangka rencana penanggulangan bencana," kata Kurum, mengutip Reuters pada Minggu (6/6/2021).

"Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan dalam tiga tahun dan mewujudkan proyek-proyek yang akan menyelamatkan tidak hanya saat ini tetapi juga masa depan bersama."

Ia juga berencana untuk menetapkan seluruh Laut Marmara sebagai kawasan lindung, mengurangi polusi dan meningkatkan pengolahan air limbah dari kota-kota pesisir dan kapal yang telah membantu penyebaran ingus laut.

Selain itu Kurum juga meminta penduduk setempat, seniman dan LSM untuk bergabung untuk melakukan operasi pembersihan laut terbesar di Turki mulai hari ini, Selasa (8/6/2021)

Kurum mengatakan langkah yang direncanakan Turki akan mengurangi kadar nitrogen di laut hingga 40%. Ini merupakan langkah yang dia yakini oleh para ilmuwan akan membantu memulihkan perairan ke keadaan sebelumnya.

Lalu apakah penyebab munculnya "ingus laut"?

Halaman 2>>

 

Dilansir dari The India Express, "ingus laut" adalah lendir laut yang terbentuk ketika alga kelebihan nutrisi dari polusi air yang dikombinasikan dengan efek perubahan iklim. Kelebihan nutrisi terjadi ketika ganggang terpapar cuaca hangat yang disebabkan oleh pemanasan global.

Pakar lingkungan mengatakan kelebihan produksi fitoplankton yang disebabkan oleh perubahan iklim dan pembuangan limbah rumah tangga, serta industri yang tidak terkendali ke laut. Inilah yang telah menyebabkan krisis saat ini.

Lapisan bahan organik berlendir tebal, yang terlihat seperti zat kental, coklat dan berbusa, telah menyebar melalui laut selatan Istanbul dan juga menyelimuti pelabuhan dan garis pantai.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pembuangan limbah di laut bersama dengan kenaikan suhu menyebabkan krisis. Dia menyalahkan wabah itu pada pembuangan air yang tidak diolah dari kota-kota seperti Istanbul ke laut.

Wabah "ingus laut" pertama kali tercatat di negara itu pada tahun 2007. Saat itu juga terlihat di Laut Aegea dekat Yunani. Tetapi wabah saat ini di Laut Marmara sejauh ini adalah yang terbesar dalam sejarah negara itu.

Halaman 3>>>

Tumbuhnya lendir yang mengapung di permukaan laut seperti dahak berwarna coklat ini menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut.

Penyelam mengatakan wabah itu telah menyebabkan kematian massal di antara populasi ikan dan juga membunuh organisme air lainnya seperti karang dan bunga karang.

Lendir itu kini menutupi permukaan laut dan juga telah menyebar hingga 80-100 kaki di bawah permukaan. Jika tidak dikendalikan, ini dapat runtuh ke dasar dan menutupi dasar laut, menyebabkan kerusakan besar pada ekosistem laut.

Selama periode waktu tertentu, itu bisa berakhir dengan meracuni semua kehidupan air, termasuk ikan, kepiting, tiram, remis, dan bintang laut.

Selain kehidupan akuatik, wabah "ingus laut" juga mempengaruhi mata pencaharian para nelayan. Mereka mengatakan bahwa lumpur yang terkumpul di jaring mereka, membuat rusak alat nelayan. Selain itu, lendir yang melapisi senar membuat jaring terlihat oleh ikan dan menjauhkannya.

Beberapa nelayan juga menunjukkan bahwa masalah ini sudah ada sejak lama akibat pembuangan limbah dan pemanasan global. Selama bertahun-tahun, tangkapan mereka telah jauh berkurang dan ada lebih sedikit ikan di laut. Hal ini memperparah krisis ekonomi bagi nelayan.

Beberapa ahli juga telah memperingatkan bahwa "ingus laut" dapat menyebabkan wabah penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera di kota-kota seperti Istanbul.

Para ahli ekologi mengatakan bahwa lendir coklat yang mengambang di laut Turki adalah tanda bagaimana ekosistem laut dapat rusak. Kika tidak diambil langkah serius untuk mengatasi krisis polusi dan pemanasan global, hal ini dapat berulang dan merusak lingkungan secara keseluruhan.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Terbaru Wabah 'Ingus Laut' yang Hebohkan Turki

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular