
Makin Jeblok, Rasio Pajak Tahun Ini Diperkirakan Cuma 8,18%

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi yang anjlok karena pandemi Covid-19 berimbas terhadap menurunnya penerimaan negara dari sisi pajak. Tahun ini, rasio pajak diperkirakan hanya akan menyentuh 8,18%.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan bahwa, rasio pajak sudah mengalami tekanan sejak beberapa tahun sebelumnya. Di tahun ini, rasio pajak pun diperkirakan akan lebih rendah dari tahun realisasi 2019 dan 2020.
"Rasio pajak 2019-2020 sudah tertekan, dari 9,76% ke 8,33% dari PDB (Produk Domestik Bruto). Tahun ini masih akan melambat pada kisaran 8,18%," jelas Febrio dalam video conference, Jumat (4/6/2021).
Sementara itu, rasio utang pada tahun ini juga kemungkinan akan meningkat, seiring adanya langkah kebijakan luar biasa atau extraordinary dari pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, melalui kebijakan stimulus kepada masyarakat rentan dan dunia usaha.
Diketahui rasio pajak pada 2019 sebesar 30,2% dari PDB, kemudian terus naik menjadi 39,4% dari PDB pada 2020. Dan diperkirakan di tahun ini akan lebih tinggi dari tahun 2019-2020, yakni sebesar 41,1% dari PDB.
"Kombinasi penerimaan perpajakan dengan counter cyclical yang kuat, ini membuat rasio utang meningkat signifikan, dan kita melihat perlambatan rasio utang di 2021 diikuti dengan konsolidasi fiskal yang bertahap," jelas Febrio.
Untuk diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat sampai dengan April 2021 utang pemerintah mencapai Rp 6.527,29 triliun. Dengan utang sebesar ini maka rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 41,18%.
Secara nominal, utang pemerintah mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penyebab dari membengkaknya utang adalah kondisi ekonomi Indonesia yang masih berada dalam fase pemulihan dampak dari pandemi Covid-19.
"Pandemi Covid-19 yang mulai mewabah di Indonesia awal Maret tahun lalu, menimbulkan efek domino yang cukup signifikan. Tak hanya di sektor kesehatan, namun juga melumpuhkan hampir seluruh sektor terutama perekonomian," tulis rilis APBN KiTA yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (4/6/2021).
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspresi Rafael Alun Usai Diperiksa KPK, Pulang Naik Innova