
Ternyata Ini Sebab E-Warong Sempat Dianggap Warung 'Siluman'

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Sosial Tri Rismaharini memutuskan menghilangkan program elektronik warung gotong-royong (e-Warong). Risma menyebut harga bahan pangan yang dijual e-Warong lebih mahal ketimbang warung biasa, sehingga memberatkan warga miskin penerima bantuan via e-warong.
"Saya juga mohon izin, pak, untuk e-warong itu akan saya hapus," ujar Risma.
Program e-Warong merupakan pengalihan bantuan sosial tunai ke bantuan sosial non tunai berbasis digital. Tujuan program ini adalah meningkatkan efektivitas bantuan sosial dan memperluas cakupan pelayanan keuangan inklusif yang diatur dalam Perpres No 63 tahun 2017 tentang Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Sayang di lapangan, banyak penyimpangan.
Pilihan Redaksi |
"Karena kemarin saya melihat sendiri dengan pak menko (Menko PMK Muhadjir Effendy) di e-Warong di Solo itu saksinya pak dirjen, itu masyarakat membeli telur ayam Rp 27 ribu/kg. Di depan, di depan, jaraknya tiga meter pak, ada jual di situ ditulis dijual telur ayam dalam bentuk grosir ternyata minimal 1/2 kg. Terus saya tanya bu, saya ngomong, lho kok naiknya banyak kemarin itu Rp 18 ribu/kg, kenapa Rp 27 ribu/kg? Bu kita ngambilnya Rp 26 ribu/kg," kata Risma di depan DPR, Selasa (24/5).
Ternyata persoalan e-warong ini sempat mencuat dua tahun lalu, Dirut Perum Bulog Budi Waseso pada 2019 pernag mengaitkan keberadaan e-warong dengan mafia pangan, kok bisa?
Buwas sempat mengatakan modus yang digunakan mafia beras dalam program BPNT yakni menyamar sebagai penyalur BPNT atau e-warong palsu. Hal ini berdasarkan hasil investigasi program BPNT Perum Bulog yang bekerja sama dengan Satgas Pangan.
Buwas pernah mengungkapkan ada 300 lebih e-warong siluman atau palsu yang beredar di seluruh Indonesia. E-warong tersebut merupakan penyalur BPNT yang terdaftar di Kementerian Sosial (Kemensos).
Buwas mengatakan, dari temuan tersebut, di antaranya ada yang juga membuka usaha tambal ban namun juga berkedok e-warong.
"Ternyata e-warong ini tidak terdata, ternyata tambal ban. Itu saya telisik sudah 300 lebih, yang menemukan tim saya, tapi tim saya tidak hanya Bulog, rahasia. Kalau hanya tim dari Bulog kan tidak bisa 100% dipercaya," kata Buwas dalam konferensi pers temuan BPNT, di Gedung Bulog, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Ia memaparkan, saat itu berdasarkan temuannya ada sekitar 3.000 e-warong yang ada di seluruh Indonesia. Artinya, ada sekitar 10% dari e-warong tersebut yang merupakan e-warong 'siluman'.
Menurut Buwas e-warong 'siluman' melakukan aksi penyelewengan dari penyaluran BPNT. Modus penyelewengan ini dilakukan dengan menggunakan karung beras Bulog palsu dan diisi dengan beras medium. Padahal, beras yang disalurkan Bulog ke BPNT merupakan beras berkualitas premium.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article E-Warong, Program Warung 'Siluman' yang Disikat Risma