India Tiba-tiba Khawatir Kasus Covid Melonjak Lagi, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 May 2021 21:41
Relative of a person who died due to COVID-19 reacts during cremation in Jammu, India, Monday, April 26, 2021. (AP Photo/Channi Anand)
Foto: Kerabat bersedih saat dikremasi keluarganya yang meninggal akibat covid-19 di Jammu, India, Senin, 26 April 2021. (AP / Channi Anand)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah India mengimbau para petani untuk membatalkan protes massal karena khawatir bisa menjadi peristiwa penyebaran super. Imbauan ini datang saat total kematian akibat Covid-19 melampaui 300.000 kasus pada Senin (24/5/2021).

Ketakutan protes massal menjadi peristiwa penyebaran super muncul setelah melonjaknya kasus infeksi dan kematian Covid-19 pasca digelarnya festival Great Pitcher di tepi sungai Gangga dan demonstrasi politik di negara bagian yang mengadakan pemilihan lokal.

Lonjakan kasus infeksi dan kematian juga telah membuat fasilitas kesehatan di India tertekan. Tidak sedikit rumah sakit yang kekurangan tabung oksigen dan ranjang untuk pasien Covid-19.

"Tolong jangan bertindak tidak bertanggung jawab, protes semacam ini sama sekali tidak dapat diterima ketika nyawa orang dipertaruhkan," kata Amarinder Singh, kepala menteri negara bagian Punjab tempat demonstrasi petani itu berasal, dalam sebuah pernyataan.

Menurut data pemerintah, penghitungan harian infeksi virus corona baru di India naik 222.315 kasus pada Senin (24/5/2021). Ini merupakan peningkatan 24 jam tertinggi di dunia saat ini, meskipun telah jatuh dari tertinggi lebih dari 400.000 awal bulan ini.

India telah mencatat total 26,75 juta infeksi Covid-19, nomor dua setelah Amerika Serikat. Kematian naik 4.454 sehingga mencapai total 303.720.

Rencananya para petani India akan mengadakan protes massal di seluruh negeri pada Rabu (26/5/2021) mendatang untuk menandai enam bulan kampanye mereka melawan deregulasi pasar pertanian.

Komite gabungan organisasi petani mengatakan dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri Narendra Modi bahwa para petani kini berkemah di pinggiran Delhi meskipun mereka berisiko besar terinfeksi. Mereka mendesak Modi untuk mencabut undang-undang untuk meliberalisasi sektor pertanian.

"Kami tidak ingin mengekspos para petani yang memprotes atau siapa pun untuk menghindari bahaya kesehatan yang bisa dihindari," kata surat itu, dilansir dari Reuters.

Tapi menantang undang-undang yang akan membuat mata pencaharian petani rentan terhadap agribisnis perusahaan itu sendiri adalah masalah hidup dan mati, lanjut komite dalam surat tersebut.

Sebanyak 12 partai oposisi termasuk Kongres mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka mendukung para petani, yang merupakan blok suara berpengaruh di pedesaan India.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rumah Sakit Penuh, India Keteteran Hadapi Lonjakan Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular