
Bukan 3,4 Juta, WHO Sebut Kematian Akibat Covid Tembus 8 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia lebih tinggi dari yang dilaporkan seluruh negara di dunia. Bahkan WHO memproyeksi jumlahnya dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi.
Seperti dikutip Al Arabiya, Asisten Dirjen Pendataan WHO Samira Asma menilai banyaknya kematian yang tidak diuji Covid-19 di beberapa negara.
"Kami kemungkinan menghadapi kekurangan yang signifikan dari total kematian yang secara langsung dan tidak langsung dikaitkan dengan Covid-19," katanya.
Badan yang berpusat di Swiss itu secara resmi memperkirakan sekitar 3,4 juta orang telah meninggal secara langsung akibat pandemi Covid-19 per Mei 2021.
"Angka ini benar-benar akan menjadi dua sampai tiga kali lebih tinggi. Jadi saya pikir dengan aman sekitar 6 juta hingga 8 juta kematian dapat diperkirakan dengan catatan peringatan," kata Samira.
Analis data WHO William Msemburi mengatakan, perkiraan itu mencakup kematian pasien Covid-19 yang tidak dilaporkan serta kematian tidak langsung karena kurangnya kapasitas rumah sakit dan pembatasan pergerakan.
"Tantangannya adalah bahwa (angka kematian) Covid-19 yang dilaporkan adalah kurang," kata Msemburi.
WHO tidak memerinci angka tersebut, yang oleh para ahli kesehatan disebut sebagai "kematian berlebih".
Pencatatan serta laporan infeksi dan kematian Covid-19 telah menjadi permasalahan beberapa negara.
Sebelumnya, data mengenai gelombang pandemi Covid-19 di India diperkirakan tidak akurat. Beberapa pihak menyatakan kemungkinan infeksi di Negeri Bollywood bisa sepuluh kali lipat lebih besar dibandingkan yang dilaporkan.
Menurut beberapa ahli, hal itu terjadi karena kapasitas testing yang rendah di negara itu. India sedang melakukan sekitar lima tes untuk setiap kasus yang dikonfirmasi, menurut Our World in Data, sebuah situs penelitian online. Ini lebih rendah dibanding Amerika Serikat (AS) yang melakukan 17 tes per kasus yang dikonfirmasi dan Finlandia yang melakukan 57 tes per kasus yang dikonfirmasi.
"Masih banyak orang yang belum dites," kata Dr Prabhat Jha dari Universitas Toronto. "Sebagai contoh jika seluruh rumah terinfeksi. Jika satu orang dites di rumah dan melaporkan mereka positif dan semua orang di rumah mulai mengalami gejala, jelas mereka mengidap Covid-19," lanjutnya.
Selain itu akses terhadap fasilitas testing juga menjadi momok penting dalam pendataan infeksi Covid-19. Di beberapa wilayah perdesaan, akses terhadap pengujian masih sangat rendah, sehingga banyak warga di wilayah daerah tidak menguji dengan seksama.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Serang Data Covid China, Ada Apa Xi Jinping?