
Saat Luhut 'Curhat' Susah Cari Investasi Asing US$ 1 Miliar

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri acara Festival Joglosemar: Artisan of Java yang disiarkan via Youtube Kementerian Perindustrian, Kamis (20/5/2021). Dalam kesempatan itu, Luhut 'curhat' perihal kesulitan mendapatkan investasi dari luar negeri.
Mengawali ceritanya, dia menjelaskan, di dalam postur APBN, ada komponen belanja modal dan belanja barang yang bernilai Rp 1.300 triliun. Dari jumlah itu, Luhut meminta staf di Kemenko Marves menyisir berapa besar nilai produk yang bisa dibuat dalam negeri.
"Dari angka yang sementara kita dapatkan, ada Rp 470 triliun yang bisa dibuat di dalam negeri. Saya sampaikan pada tim coba lihat lagi sisir lagi paling rendah itu ada Rp 300 triliun satu tahun yang bisa dibuat dalam negeri yang menciptakan produk dalam negeri yang dibuat anak bangsa yang dibuat UMKM dan yang akan kita gunakan di semua K/L," ujarnya.
"Ini akan menciptakan jutaan lapangan kerja dan juga menciptakan teknologi anak-anak bangsa yang saya ceritakan tadi. Tetapi masih banyak teman-teman yang belum melaksanakan ini. Oleh karena itu, saya lapor kepada bapak presiden beberapa waktu lalu perlu diaudit oleh BPKP setiap K/L berapa banyak yang menggunakan produk dalam negeri, di mana bottle-necking-nya. Sehingga kita bisa melaksanakan ini."
Luhut mengungkapkan, apabila masalah itu diselesaikan, maka ada potensi ekonomi US$ 22 miliar, hasil konversi dari Rp 300 triliun.
"Saya pakai angka dolar karena betapa susahnya kita cari investasi US$ 1 miliar saja dari luar, tetapi dari APBN kita bisa kita ambil US$ 22 miliar setahun yang kita investasikan dalam negeri, untuk membangun produk-produk dalam negeri, dan itu juga oleh anak negeri anak-anak muda yang membuat Indonesia akan maju ke depan," katanya.
"Kalau lima tahun bapak ibu sekalian US$ 100 miliar lebih anda boleh cek betapa sulitnya mendapatkan US$ 100 miliar investasi dalam lima tahun. Tetapi kita di depan mata kita sendiri ada. Jadi apa? efisiensi dan kita harus kerja secara terintegrasi," lanjutnya.
Lebih lanjut, Luhut bercerita telah mengunjungi PT YPTI di Yogyakarta. Di sana ada banyak inovasi produk di bidang industri manufaktur seperti turbin listrik, tempat duduk mobil untuk disabilitas, ICU ventilator, GeNose, dan lain-lain.
"Ini buatan anak bangsa. Tapi masih banyak yang belum bisa masuk ke dalam e-catalog," ujar Luhut.
Oleh karena itu, dia meminta kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk pro kepada produk dalam negeri.
"Saya titip juga teman-teman di LKPP untuk membuat lebih terbuka. LKPP masih lebih banyak barang-barang impor yang masuk di dalam list-nya. Memang jumlah pembelian lebih besar dalam negeri, tapi angkanya itu lebih dari 5x lebih besar dari impor," kata Luhut.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setoran Pajak Anjlok Bikin APBN Makin Tekor, Luhut Buka Suara!