
Bukti Nyata Cuan RI Makin Besar Gegara Makhluk Super Siklus

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan produksi sejumlah komoditas tambang pada 2021 ini.
1. Batu Bara
Adanya lonjakan harga batu bara sejak awal tahun ini juga turut dimanfaatkan pemerintah dengan menaikkan target produksi batu bara pada tahun ini sebesar 75 juta ton menjadi 625 juta ton dari rencana semula 550 juta ton. Target tahun ini juga meningkat dibandingkan realisasi produksi pada 2020 yang sebesar 565,31 juta ton.
Adapun kenaikan target produksi sebesar 75 juta ton tersebut ditujukan untuk ekspor. Dengan demikian, di tengah kondisi harga batu bara yang terus membubung, maka Indonesia bisa semakin diuntungkan dengan peningkatan produksi ini. Pasalnya, ini bisa berdampak pada peningkatan penerimaan negara dari sisi royalti, pajak penghasilan perusahaan, dan lainnya.
2. Nikel
Indonesia memproduksi puluhan juta ton bijih nikel per tahunnya, sehingga seharusnya mendulang emas dari kenaikan harga nikel ini.
Untuk nickel pig iron (NPI), pemerintah menargetkan produksi dan penjualan sebesar 901.080 ton pada 2021 ini, naik dari realisasi produksi pada 2020 yang sebesar 860.484,35 ton dan penjualan 179.697,18 ton.
Sementara produksi dan penjualan feronikel pada tahun ini ditargetkan naik menjadi 2.107.071 ton dari produksi pada 2020 yang sebesar 1.479.970,98 ton.
Sedangkan untuk nickel matte pada 2021 ini ditargetkan diproduksi dan dijual 78 ribu ton. Sementara produksi nickel matte pada 2020 mencapai 91.704,76 ton dan penjualan 72.845,53 ton.
3. Tembaga
Kementerian ESDM menargetkan produksi katoda tembaga pada tahun ini sebesar 291.000 ton dan penjualan 296.000 ton.
Jika harga jual rata-rata tembaga mencapai US$ 10.000 per ton, artinya Indonesia bisa mendapatkan penghasilan US$ 2,96 miliar atau sekitar Rp 41,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per US$) dari penjualan katoda tembaga.
Itu pun baru hasil penjualan logam atau katoda tembaga, belum termasuk konsentrat tembaga yang masih diekspor PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
PT Freeport Indonesia, sebagai produsen tembaga terbesar RI, tahun ini menargetkan produksi konsentrat tembaga mencapai 1,4 miliar pon, meningkat dari produksi di 2020 yang sebesar 800 juta pon.
Adapun katoda tembaga ini diproduksi oleh PT Smelting, yang mengoperasikan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur. PT Smelting ini dimiliki oleh Mitsubishi Materials Corporation (MMC) dan PT Freeport Indonesia.
Smelter ini mengolah 1 juta metrik ton konsentrat tembaga per tahun menjadi katoda tembaga sekitar 300 ribu ton per tahun. Smelter ini mengolah 40% dari produksi konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia.
Berdasarkan data Freeport McMoran, produksi bijih tembaga PT Freeport Indonesia dari Grasberg Block Cave dan tambang bawah tanah Deep Mill Level Zone (DMLZ) diperkirakan mencapai 98.5000 metrik ton bijih per hari.
4. Emas
Tahun ini pemerintah menargetkan produksi emas mencapai 81,90 ton, lebih tinggi dari realisasi produksi pada 2020 lalu yang hanya 28,88 ton.
Salah satu produsen emas di Indonesia yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pada kuartal I 2021, Antam telah menjual emas sebesar 7,41 ton (238.269 troy ons), naik 45% dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Sementara PT Freeport Indonesia menargetkan produksi emas pada 2021 ini mencapai 1,4 juta ons, lebih tinggi dari 2020 yang hanya sebesar 800 ribu ons.
(wia)[Gambas:Video CNBC]
