Tak Semua Negara Eropa Mau Buru-Buru Ninggalin PLTU Lho

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 May 2021 21:06
A promenade at the old town in Duesseldorf, Germany, is flooded by the river Rhine on Friday, Feb. 5, 2021. High tide caused by rain and melting snow threatens the commercial shipping on Germany's biggest river Rhine. (AP Photo/Martin Meissner)
Foto: AP/Martin Meissner

Jakarta, CNBC Indonesia - Kanselir Jerman Angela Merkel menolak tuntutan untuk mempercepat meninggalkan pembangkit listrik berbasis batu bara atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Mengutip dari Reuters, Senin (17/05/2021), Merkel menolak tuntutan tersebut pada hari Sabtu (15/05/2021) lalu. Saat ini Jerman tetap mengacu pada rencana awal untuk mengakhiri penggunaan PLTU pada 2038.

Merkel mengatakan, bagi yang terdampak tetap memerlukan keandalan dalam fase menuju netralitas iklim.

"Mereka yang terkena dampak membutuhkan keandalan dalam perjalanan menuju netralitas iklim. Saya tidak ingin menguraikan hal ini lagi setelah satu tahun," ungkapnya, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, dari pihak aktivis lingkungan menyebutkan tanpa adanya penghapusan batu bara lebih awal, maka target pemerintahan Merkel untuk menjaga perubahan iklim tidak akan tercapai.

Rancangan Undang-Undang mencanangkan jika Jerman memiliki target mengurangi emisi karbon sebesar 65% pada 2030 dan net zero pada 2045.

Target tersebut naik dari target awal, di mana pada tahun 2030 pengurangan emisi karbon mulanya hanya 55% dan net zero emisi pada 2050. Rencana ini menyusul adanya keputusan pengadilan pada bulan lalu yang menyatakan bahwa Undang-Undang tahun 2019 gagal dalam memastikan perlindungan iklim yang memadai.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021 Ekonomi Pulih, Konsumsi Batu Bara Dunia Bisa Naik 2,6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular