Serang Gaza dengan Keji, Konstelasi Politik Israel Berubah

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
14 May 2021 18:30
Smoke rises following Israeli missile strikes on Gaza City, Thursday, May 13, 2021. The four-day burst of violence has pushed Israel into uncharted territory — dealing with the most intense fighting it has ever had with Hamas while simultaneously coping with the worst Jewish-Arab violence inside Israel in decades. (AP Photo/Khalil Hamra)
Foto: Asap terlihat usai serangan rudal Israel di Kota Gaza, Kamis, 13 Mei 2021. (AP / Khalil Hamra)

Jakarta, CNBC Indonesia- Kerusuhan sipil antara Yahudi dan Arab di Israel memberikan pukulan keras terhadap upaya saingan politik utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Yair Lapid untuk membentuk pemerintahan baru dan menggulingkan pemimpin Israel.

Dikutip dari Reuters, Naftali Bennett, ketua partai ultranasionalis Yamina, mengatakan dia meninggalkan pembicaraan koalisi dengan Lapid, pemimpin oposisi, lebih memilih pemerintah persatuan yang lebih luas.

Lapid, yang memimpin partai sentris Yesh Atid, memiliki tiga minggu tersisa dalam mandat 28 hari dari presiden Israel untuk mencoba membentuk koalisi pemerintahan. Jika dia gagal, pemilihan baru harus dilakukan dan kemungkinan besar akan jadi pemilihan kelima Israel dalam dua tahun.

Kesepakatan "rotasi" di mana Lapid dan Bennett akan bergiliran sebagai perdana menteri telah diperdebatkan, tetapi itu membutuhkan dukungan dari legislator Arab untuk mendapatkan mayoritas parlemen.

Bennett yang dikutip oleh media Israel mengatakan perselisihan saat ini dengan 21% minoritas Arab di Israel akan membuat pemerintahan seperti itu tidak dapat dilakukan.

Permusuhan lintas perbatasan Israel-Gaza telah disertai dengan kekerasan di komunitas campuran Yahudi dan Arab di Israel. Sinagoga telah diserang dan perkelahian jalanan telah pecah, mendorong presiden Israel untuk memperingatkan perang saudara.

Mansour Abbas, yang mengepalai partai United Arab List mengatakan Bennett meneleponnya untuk mengatakan apa yang disebut "perubahan pemerintahan" dengan Lapid, pemimpin faksi Yesh Atid yang berhaluan tengah, yang mengatakan tidak akan membahasanya sekarang.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Lapid menyuarakan penyesalan atas keputusan Bennett tetapi mengatakan dia akan melanjutkan upayanya untuk membentuk koalisi.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedih! Lagi Ramadan, Warga Palestina Ketakutan Bakal Diserang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular