
Traffic Jalan Tol Hancur Lebur Dihantam Larangan Mudik

Jakarta, CNBC Indonesia - Larangan mudik lebaran pada 6-17 Mei 2021 berdampak pada menurunnya pergerakan mobil di jalan tol dari rata-rata harian. Namun, bila dibandingkan lebaran tahun lalu, ada peningkatan arus lalu lintas mobil.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiyono mengatakan, kondisi mudik lebaran tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat menunda mudik, terlihat dari data volume traffic tol yang menurun.
"Tidak ada lagi fenomena penumpukan lalu lintas di jalan tol seperti mudik sebelum-sebelumnya, dari data yang dihimpun anggota asosiasi volume traffic bisa turun 45%-50% lebih rendah dibandingkan rata-rata harian normal, walaupun dibandingkan lebaran tahun lalu ada peningkatan," kata Kris kepada CNBC Indonesia, Senin (10/5/2021).
Dari data Jasa Marga per 6-8 Mei 2021, sebanyak 245.496 kendaraan meninggalkan wilayah Jabodetabek menuju arah timur, arah barat dan selatan. Angka ini turun 45% dari lalu lintas normal sebesar 450.117 kendaraan.
Sementara di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang dimiliki oleh Astra Tol Cipali juga terpantau lengang per hari ini. Data menunjukkan pada 9 Mei 2021 volume lalu lintas yang melintas di Gerbang Tol Palimanan sebesar 14 ribu kendaraan, turun 66% dibanding lalu lintas harian. Sedangkan total kendaraan yang melintas di tol Cipali tercatat 20 ribu kendaraan melintas.
Lantas, bagaimana dampaknya terhadap pendapatan bisnis jalan tol?
Kris menjelaskan, kepemilikan ruas jalan tol itu berbeda. Ada dua kategori jalan tol secara umum, antara lain jalan tol konektivitas antar provinsi dan jalan tol perkotaan. Menurutnya, yang paling terdampak adalah jalan tol konektivitas antar provinsi, terutama ruas dari Jakarta ke arah Jawa Tengah, Jawa Timur, juga ke Sumatera.
"Jalan tol wilayah aglomerasi tidak separah pengaruhnya seperti tol konektivitas," ujarnya.
Kris mengatakan, larangan mudik juga hanya berpengaruh negatif untuk jangka pendek. Sepanjang tahun 2021, dia memprediksi traffic jalan tol mulai menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, khususnya 2020. Walaupun dia tidak menampik masih butuh dorongan stimulus dari pemerintah untuk pengusaha jalan tol, seperti insentif fiskal dan moneter.
"Insentif fiskal, tax allowance, tax holiday, keringanan pajak jadi dasar pemicu perkembangan infrastruktur jalan tol. Saat ini sudah ada diskusi terkait adanya stimulus jalan tol atau infrastruktur secara keseluruhan dengan Kementerian PUPR," jelasnya.
Beruntung operator yang mengoperasikan ruas jalan tol di perkotaan juga mengoperasikan ruas antar provinsi, sehingga kombinasi dua jenis tol ini dapat meredam kerugian jangka pendek dari larangan mudik terhadap finansial perusahaan.
