
PDB 2021 Direvisi, Ekonomi RI Batal Meroket?

Bank Indonesia (BI) juga merevisi pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada 2021 menjadi 4,1-5,1%. Perkiraan tersebut lebih rendah dari yang sebelumnya yaitu 4,3-5,3%.
"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual bulan lalu.
Menurut Perry, satu hal yang membuat pertumbuhan ekonomi lebih terbatas adalah konsumsi swasta. Memang masih ada pertumbuhan, tetapi lajunya lebih rendah ketimbang proyeksi sebelumnya.
Terbatasnya konsumsi, lanjut Perry, disebabkan oleh mobilitas masyarakat yang masih terbatas. Indonesia memang terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi anti-virus corona, tetapi bukan berarti sudah tidak ada pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat.
"Ini tidak terlepas dari mobilitas masyarakat. Pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi. Kita lihat memang pada triwulan I dan II meskipun terjadi vaksinasi tentu ada pembatasan mobilitas manusia. Itu yang menybabkan tingkat kenaikan konsumsi tidak setinggi yang kami perkirakan," jelas Perry.
Sementara kontributor lain, demikian Perry, masih tumbuh. Ekspor dan konsumsi pemerintah diperkirakan mampu menopang ekspansi ekonomi.
"Proyeksi yang kami sampaikan atas perkiraan PDB (Produk Domestik Bruto) masih menunjukkan perbaikan ekonomi berlanjut. Ini didukung oleh kinerja ekspor yang lebih bagus, akselerasi kebijakan fiskal," tuturnya.
[Gambas:Video CNBC]