
Pan Brothers Tak Kuat Bayar THR Full, Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri tekstil dan garmen tengah terpuruk karena gempuran pakaian/bahan pakaian impor, lesunya pasar ekspor, dan kebijakan perbankan.
Hal ini berdampak serius pada keuangan industri termasuk pabrik yang berorientasi ekspor seperti PT Pan Brothers Tbk yang mengalami permasalahan likuiditas sehingga tak bisa penuh langsung membayar kewajiban THR kepada karyawannya.
Seperti apa kondisi industri tekstil dan garmen saat ini, sampai ada masalah likuiditas yang menimpa perusahaan besar seperti Pan Brothers?
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja, menjelaskan permasalahan pertama pengusaha tekstil saat ini tengah kesulitan pertama arus pakaian impor yang membanjiri pasar Indonesia, sehingga penyerapan dari produsen lokal mengalami kesulitan, terutama bagi industri yang berbasis domestik. Juga harga bahan baku kain seperti polyester dan katun yang baik hingga dua kali lipat.
"Di kuartal akhir 2020 permintaan sudah mulai membaik tapi, tapi harga bahan baku naik imbas dari naiknya harga minyak dunia imbasnya harga pakaian jadi naik pedagang lebih mulai impor barangnya," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/5/2021).
Jemmy menyayangkan safeguard impor pakaian jadi belum dikeluarkan. Padahal sebelumnya diharapkan keluar pada bulan Januari - Februari ini, namun masuk nihil.
Seharusnya jika ada safeguard impor pakaian jadi bisa meningkatkan penyerapan industri pakaian jadi di tanah air. Padahal dominasi pakaian dari dalam negeri khususnya dari Usaha Kecil Menengah (UKM) masih sedikit penetrasi pasarnya.
Permasalahan kedua, Jemmy juga tidak menampik adanya permasalahan kebijakan perbankan. Seperti yang terjadi pada emiten PT Pan Brother Tbk yang kesulitan mendapatkan permodalan untuk operasional sehari-hari.
"Banyak bank asing yang mendadak menarik diri di industri tekstil, sehingga untuk mendapatkan kredit baru sangat sulit. Ibarat sekarang kondisi sedang hujan, tapi payungnya diambil," jelas Jemmy.
Jemmy berharap pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan, bisa mengimbau para perbankan untuk tidak menarik portofolio kredit line di industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), sehingga dapat membantu sektor ini pulih di kuartal III dan IV-2021.
"Saya dengar dari anggota penambahan modal kerja sangat sulit, tapi saya harap kredit line mohon jangan dikurangi," jelasnya.
Hal ini juga yang membuat industri tekstil kesulitan untuk membayar tunggakan, karena mengganggu modal kerja. Efisiensi sudah dilakukan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurut Jemmy, pada kuartal III dan IV 2020 pekerja yang sempat dirumahkan sudah bisa kembali dipekerjakan, tapi pada bulan Maret - April ada pelemahan dana/arus cash flow perusahaan tekstil. Sehingga menurut datanya kisaran yang sudah dirumahkan pada saat ini mencapai 500 ribu sampai 700 ribu pekerja.
"Kemampuan modal kerja ditarik untuk menjalankan modal perusahaan berkurang, misal kebutuhan operasional mencapai Rp 10 miliar per bulan, mendadak ditarik Rp 3 miliar, sehingga modal hanya Rp 7 miliar, gimana pabrik mau beroperasi full? Tentu tidak bisa," jelas Jemmy.
Sebelumnya manajemen emiten tekstil dan garmen, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) buka suara untuk menjelaskan terjadinya unjuk rasa di pabrik perusahaan di Boyolali Jawa Tengah, pada Rabu (5/5/2021).
Pada 5 Mei pihaknya mengumumkan secara lisan kepada seluruh karyawan dan karyawati, bahwa saat ini kondisi arus kas (cash flow) perusahaan agak ketat, sehubungan dengan pemotongan modal kerja (bilateral) dari pihak perbankan sehingga tersisa 10% dari kondisi sebelumnya dan ini mengganggu arus kas.
Demi menjaga kelangsungan pabrik supaya tetap bekerja penuh tanpa terjadi pengurangan pekerja, perusahaan perlu membagi berbagai arus dana pembayaran ke supplier dan pihak terkait lainnya termasuk salah satunya dengan melakukan pembayaran secara bertahap Tunjangan Hari Raya (THR).
Adapun maksimal THR akan dibayar secara bertahap sebanyak lima kali.
"Jika Likuiditas tersedia di mana pihak perbankan mengaktifkan sebagian fasilitas kami pembayaran THR otomatis akan dipercepat dan terselesaikan di bulan September 2021 paling lambat," tulis manajemen PBRX, dalam pernyataan resminya, Kamis (6/5/2021).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Ribuan Karyawan Pan Brothers Ngamuk karena THR Dicicil