
Produksi Batu Bara RI Q1 Drop, Begini Kata Pemerintah

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi batu bara nasional pada kuartal I 2021 mengalami penurunan sebesar 4,12% menjadi 143,69 juta ton dari 149,88 juta ton pada kuartal I 2020. Penurunan produksi ini terjadi di tengah lonjakan harga batu bara.
Lalu, apa yang menyebabkan produksi kuartal I 2021 ini anjlok?
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, lebih rendahnya produksi batu bara kuartal I 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
"Realisasi produksi batu bara pada kuartal I 2021 lebih rendah dibandingkan kuartal I 2020 disebabkan oleh curah hujan tinggi yang terjadi pada area tambang di Kalimantan dan Sumatera," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu(05/05/2021).
Akibat curah hujan yang tinggi ini, maka menurutnya terjadi gangguan pada operasional tambang, seperti gangguan di pengangkutan batu bara, pit yang tergenang, jalan angkut licin, akses logistik terganggu, dan banjir pada beberapa lokasi tambang.
"Curah hujan yang tinggi tersebut mengakibatkan gangguan operasional tambang," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Januari 2021 sebesar US$ 75,84 per ton, lalu melesat menjadi US$ 87,79 per ton pada Februari, dan turun di Maret menjadi US$ 84,47 per ton.
Harga tersebut melonjak bila dibandingkan dengan HBA pada kuartal I 2020, di mana harga pada Januari 2020 hanya berada di level US$ 65,93 per ton, lalu menanjak ke US$ 66,89 per ton pada Februari 2020, dan naik tipis ke US$ 67,08 per ton.
Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, produksi batu bara terlihat lebih tinggi pada Maret 2021 yakni mencapai 49,46 juta ton, meningkat dari Februari yang sebesar 45,70 juta ton dan Januari 48,55 juta ton.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Meroket Tapi Produksi Batu Bara RI Susah Naik, Kenapa?
