
Geger RI Mau Beli Kapal Bekas AS, Bagaimana Pak Prabowo?

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini heboh informasi soal Indonesia akan membeli kapal bekas coast guard dari Amerika Serikat (AS). Di AS hal ini memicu kehebohan karena dua kapal coast guard tersebut dianggap bersejarah, sedangkan di Indonesia ada pandangan pengadaan alutsista termasuk kapal bekas seolah suatu keniscayaan karena kebutuhan yang mendesak.
Memang dorongan untuk memperbarui alat utama sistem senjata (alutsista) kian besar setelah munculnya tragedi KRI Nanggala-402. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sedang memilah alutsista mana yang bakal menjadi pilihan.
nalis Pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie melihat proses pengadaan terlalu berfokus di Kemenhan tanpa banyak melibatkan pengguna, dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga Angkatan, baik Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Darat (AD).
Kebijakan seperti itu menimbulkan kekhawatiran bahwa alutsista yang didapat nantinya tidak sesuai permintaan dari TNI. Padahal, yang menggunakan di lapangan adalah prajurit dari tiga matra tersebut. Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan pembelian alutsista nantinya mengarah ke produk bekas.
"Kalau dipaksakan pasti yang dibeli barang bekas, nggak mungkin nggak deh ini kan bicara Alutsista bukan barang murah," kata Connie kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/5/21).
Prabowo sendiri sedang menyusun roadmap alutsista, belum diketahui apa proyeksinya bakal menggantikan konsep Minimum Essential Force (MEF) yang sudah ada sejak tahun 2007 silam atau terus melanjutkannya. Pembahasan melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) namun kabarnya tidak terlalu melibatkan DPR.
"DPR juga akan segera turun tangan karena menurut DPR tanpa bicara dengan DPR Perpresnya sedang disiapkan," kata Connie.
Kabar penjualan kapal penjaga pantai (cost guard) bekas sudah berhembus dari Amerika Serikat ke Indonesia. Namun, rencana ini memicu kontroversi di dalam negeri AS. Warga AS berpendapat kapal tersebut lebih baik dimuseumkan daripada dijual ke Indonesia.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS pada 2 April lalu secara resmi memberitahu kongres tentang rencana penjualan kapal Adak dan Aquidneck ke Indonesia dengan harga yang dirahasiakan. Kapal USCGC Adak tercatat berperan dalam penyelamatan atau evakuasi warga terbesar dalam sejarah saat peristiwa 11 September 2001 (9/11)
Kapal tersebut akan ditawarkan secara resmi bulan depan, 30 hari setelah Kongres diberitahu. Dalam pernyataannya kepada The New York Post, Coast Guard mengatakan keputusan penjualan ini "untuk mencapai kepentingan keamanan nasional AS" dan telah berkoordinasi dengan TNI AL Indonesia sejak Februari.
Juru Bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta Michael Quinlan memberikan pernyataan perihal rencana Negeri Paman Sam menjual kapal penjaga pantai (USCGC) Adak dan Aquidneck kepada Indonesia.
Kepada CNBC Indonesia, Michael membenarkan kalau pada 2 April lalu, Pemerintah AS melaporkan kepada Kongres wacana untuk mentransfer dua kapal jenis Island Class Patrol Boats yang telah nonaktif itu ke Indonesia, di bawah program Excess Defense Articles (EDA).
"Sebagaimana yang disebutkan dalam pemberitahuan kami kepada Kongres, kapal-kapal ini akan bergabung dengan platform dan sistem lain yang sudah pernah ditransfer sebelumnya yang telah digunakan secara efektif oleh Indonesia untuk pertahanan nasionalnya selama bertahun-tahun, serta untuk melawan pembajakan, mengamankan rute perdagangan maritim global yang utama seperti Selat Malaka, dan untuk kesadaran ranah maritim," ujarnya.
Sedangkan Kabag Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita justru menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada rencana pembelian kapal penjaga pantai ex Coast Guard AS seperti disebutkan di atas.
"Sampai saat ini tidak ada rencana itu," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/4/2021).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]