
Mengenal Festival Kumbh Mela, Biang Kerok Tsunami Covid India

Jakarta, CNBC Indonesia - Festival Keagamaan Kumbh Mela dikabarkan menjadi salah satu pemicu masifnya penularan Covid-19 di India beberapa waktu belakangan.
Melansir Reuters, Minggu (2/5/2021), ratusan ribu orang bedesak-desakan untuk berenang dalam festival keagamaan Kumbh Mela di Sungai Gangga, Haridwar India, pekan kedua bulan lalu.
Setelah festival tersebut digelar, kasus Covid-19 melonjak lebih dari 300 ribu orang setiap hari. Hal itu yang kemudian menyebabkan sistem kesehatan di India terancam lumpuh.
Festival Kumbh Mela atau festival kendi, seperti dilansir The Associated Press, Minggu (2/5/2021), merupakan salah satu ritual paling suci dalam agama Hindu. Ritual ini dirayakan empat kali selama 12 tahun.
Ritual mandi bareng ini biasanya dilakukan di empat lokasi Sungai Gangga, yakni Haridwar, Prayag, Ujjain, dan Nashik. Dengan mandi di keempat sungai tersebut, diyakini bisa membesakan mereka dari dosa-dosa yang telah mereka perbuat.
Sungai Gangga dan agama Hindu sangat erat kaitannya. Umat Hindu meyakini bahwa mandi di Sungai Gangga dapat membebaskan orang dari dosa dan mandi pada saat Kumbh membawa keselamatan dari siklus hidup.
Melansir dari Britannica, masyarakat Hindu di India mengibaratkan sungai sebagai Dewi Gangga. Mereka meyakini jika mandi di sungai akan membawa keberuntungan, menghapus dosa, dan memfasilitasi moksa (pembebasan dari siklus hidup dan mati).
Dewi Gangga sering digambarkan dalam budaya India memiliki empat tangan dan duduk di atas vahana (kendaraan) miliknya, Makara, hewan berkepala buaya dan ekor lumba-lumba.
Pada 2013, Festival Kumbh Mela diikuti oleh 120 juta penduduk Hindu di Allahabad. Festival ini pun memecahkan rekor sebagai kegiatan yang paling besar dan ramai di dunia, karena menghadirkan orang banyak dalam kurun satu waktu.
Pemerintah India, yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP), mengaku tetap memberikan izin pelaksanaan festival dengan alasan tidak ingin membuat marah umat Hindu.
Sedikitnya 5 juta orang mengikuti kegiatan tersebut tanpa mengindahkan aturan jaga jarak sosial (social distancing) dan abai memakai masker di tengah kerumunan.
"Kami terus mengimbau orang-orang untuk mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Tapi karena kerumunan yang besar, hal itu praktis tidak memungkinkan," kata perwira polisi senior setempat, Sanjay Gunjyal seperti dikutip The Associated Press, Minggu (2/5/2021).
Kritikan terhadap PM Modi terus dilontarkan banyak warga India akibat penanganan lonjakan kasus Covid-19. Sejumlah warga mengaku muak dengan Modi yang tetap menggelar kampanye politik yang dihadiri puluhan ribu orang di tengah pandemi.
Selain tetap menggelar kampanye, Modi juga dikritik karena membiarkan umat Hindu berkerumun saat festival keagamaan yang menarik perhatian jutaan orang. Tagar yang berbunyi #ResignModi dan #SuperSpreaderModi juga menjadi trending di media sosial Twitter beberapa waktu lalu,
Jenazah korban tewas akibat Covid-19 kini bertumpuk di rumah duka dan krematorium, dengan rumah-rumah sakit setempat kewalahan menangani pasien positif corona. Banyak RS yang melaporkan kekurangan tempat tidur, pasokan tabung oksigen medis dan sarana tes Covid-19.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Begini Cerita Lengkap Tsunami Covid-19 di India