
Bukan Indonesia! Hiperinflasi, Negara Ini Nyaris Bangkrut

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 2020, Lebanon menempati peringkat keempat negara dengan tingkat inflasi tertinggi secara global yakni mencapai 85,45%. Ya, hiperinflasi terjadi di sebuah negara di Timur Tengah, sepanjang Laut Tengah, berbatasan dengan Suriah di utara dan timur, serta Israel di selatan ini.
Hiperinflasi yang terjadi secara cepat ini berdampak parah pada masyarakat Lebanon terutama kaum miskin. Impor melonjak tajam dan harga-harga makanan meningkat hingga 441% sejak 2019. Hiperinflasi ini mempengaruhi juga harga pakaian, transportasi, kesehatan dan pendidikan.
Kenapa Sampai Hiperinflasi?
Lebanon telah berjuang dari korupsi yang parah dan sistem politik yang terinternalisasi selama bertahun-tahun. Ini cukup merugikan ekonominya.
Pada akhir 2019, Bank Sentral Lebanon dihadapkan pada skema Ponzi saat mereka berjuang untuk menjaga agar nilai lira tetap bertahan. Bank meminjam uang dengan tingkat bunga di atas pasar untuk membayar kembali utangnya.
Sementara ini terjadi, warga Lebanon menjadi semakin frustrasi pemerintah mereka. "Mereka menderita karena koneksi internet yang buruk, pemadaman listrik, akses air minum yang minim dan perawatan kesehatan yang terbatas," tulis sebuah artikel di Borgen Magazine.
Warga mulai memprotes gejolak ekonomi yang disebabkan oleh pemerintah. Perdana Menteri berusaha mengenakan pajak atas panggilan WhatsApp untuk menghasilkan pendapatan.
Meningkatnya tekanan ekonomi ditambah akibat karantina dan penutupan terkait Covid-19 pada awal 2020 memperburuk situasi. Frustrasi tumbuh ke titik puncak pada Agustus 2020 ketika sebuah ledakan menghantam kota besar Lebanon, Beirut, menewaskan sedikitnya 200 orang dan melukai 5.000 lainnya.
Hal ini mengakibatkan Perdana Menteri dan Pemerintahnya mengundurkan diri dan membawa perubahan politik dan ekonomi. Sejak itu, Pemerintah Lebanon belum membangun kembali dirinya sendiri, sehingga upaya untuk memproses bantuan dan mengurangi inflasi menjadi lebih sulit.
Halaman Selanjutnya >> Berharap Sumbangan Negara Lain