Internasional

Vaksin China 'Nggak Mempan', Filipina Kerahkan Pasukan ke LCS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 April 2021 11:58
Philippines President Rodrigo Duterte arrives to greet the U.S. Secretary of State Mike Pompeo at Colonel Jesus Villamor Air Base in Manila, Philippines, Thursday, February 28, 2019. Andrew Harnik/Pool via REUTERS
Foto: Presiden Filipina Rodrigo Duterte tiba untuk menyambut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Pangkalan Udara Kolonel Jesus Villamor di Manila, Filipina, Kamis, 28 Februari 2019. Andrew Harnik / Pool via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Filipina tak akan menarik pasukan di Laut China Selatan (LCS). Sejak awal pekan ini, Manila memang sudah menurunkan angkatan laut dan penjaga pantai berpatroli di laut kaya itu.

Presiden Rodrigo Duterte mengatakan ini terkait kedaulatan negara atas perairan dan tidak dapat dinegosiasikan. Meski Filipina, kata dia, "berhutang budi" ke China karena vaksin gratis, klaim Beijing atas laut itu "tak bisa ditawar".

"Saya akan memberi tahu China, kami tidak ingin masalah. Kami tidak ingin perang. Tetapi jika Anda menyuruh kami pergi, tidak," kata Duterte dikutip dari AFP, Kamis (29/4/2021).

"Ada hal-hal yang sebenarnya tidak bisa dikompromikan. Saya berharap mereka mengerti, tapi saya memiliki kepentingan negara saya juga untuk melindungi."

Pernyataan Duterte muncul setelah Kementerian Pertahanan mengecam China. Negeri Tirai Bambu diingatkan agar tidak mengatur Filipina.

"Tidak memiliki urusan untuk memberitahu Filipina apa yang dapat dan tidak dapat kami lakukan dengan perairan kami sendiri," kata kementerian.

Penjaga pantai Filipina kini melakukan latihan di dekat Pulau Thitu dan Scarborough Shoal. Mereka juga terlihat di pulau Batanes di bagian utara dan selatan dan timur negara itu.

Dalam beberapa pekan terakhir, Filipina memang meningkatkan "patroli kedaulatan" yang melibatkan angkatan laut, penjaga pantai dan perikanan di Kepulauan Spratly dan Paracel. Sebelumnya, ratusan kapal nelayan China menabuh jangkar di sekitar wilayah itu dan membuat Malacanang panas.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Filipina harus menghentikan tindakan yang memperumit situasi. Negeri Presiden Xi Jinping meminta Filipina tidak meningkatkan perselisihan.

Sebelumnya, hubungan yang pernah membeku antara Manila dan Beijing menghangat di bawah Duterte. Ia melunak dengan imbalan janji perdagangan dan investasi yang pada nyatanya belum terealisasi.

LCS merupakan titik hotspot perseteruan di kawasan Asia. China mengklaim 90% wilayah tersebut dengan konsep "9 garis putus-putus".

Ini membuatnya bersitegang tak hanya dengan Filipina, tapi juga Malaysia, Vietnam, Brunei. Dengan RI, ketegangan terjadi di Laut Natuna Utara.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tetangga RI Diacak-Acak Xi Jinping, Filipina Kutuk China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular