TNI AL Menduga KRI Nanggala-402 Terseret Arus Kuat Bawah Laut

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
28 April 2021 14:02
This undated underwater photo released Sunday April 25, 2021, by Indonesian Navy shows parts of submarine KRI Nanggala that sank in Bali Sea, Indonesia. Indonesia's military on Sunday officially admitted there was no hope of finding survivors from a submarine that sank and broke apart last week with 53 crew members aboard, and that search teams had located the vessel's wreckage on the ocean floor. (Indonesian Navy via AP)
Foto: Gambar bagian dari kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di Laut Bali, Indonesia yang ditunjukkan saat konfrensi pers di Pangkalan Udara Militer Ngurah Rai, Bali, Indonesia, Minggu (25/4/2021). (Indonesian Navy via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - TNI AL menduga KRI Nanggala-402 karam akibat terseret arus bawah laut yang kuat. Hal itu disebut diperkuat oleh hasil pantauan citra satelit Jepang.

"Saat kapal selam menyelam mungkin faktor yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut," kata Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, dalam keterangan, Rabu (28/4/2021).

Dia menyebut arus bawah laut di satu tempat dengan tempat yang lain berbeda bergantung pada kondisi cuaca dan alam di wilayah tersebut.

Awak kapal selam, ujar Ali, biasanya akan mempelajari dahulu soal kondisi perairan baik di permukaan maupun di bawah sebelum melakukan pelayaran atau penyelaman.



Saat terjadi arus bawah laut yang kencang, dia menyebut akan muncul pula internal solitary wave yang menurut para pakar oseanografi dikenal sebagai arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik benda secara vertikal.

"Jadi jatuhnya kapal itu ke bawah itu lebih cepat daripada umumnya. Ini yang harus diwaspadai, biasanya kalau kita mewaspadai itu kita memakai pendorongan yang lebih [kuat] daripada biasanya. Kita gunakan kecepatan yang lebih," kata Ali.

Saat masih menjadi awak KRI Nanggala-402, Ali mengaku kerap mengalami situasi tersebut. Biasanya kapal akan terasa lebih berat. Namun, hal itu bisa diatasi salah satunya dengan pendorongan atau mengembuskan tangki tahan tekan dengan emergency blow.

"Ya istilahnya untuk keadaan darurat," ujar Ali.

Berita selengkapnya >>> Klik di sini


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh, Sudah Lebih 72 Jam, KRI Nanggala-402 Belum Ditemukan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular