
Gak Cuma Pertamina, Produksi Minyak Exxon-Chevron Kompak Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama kuartal I 2021 produksi minyak nasional masih belum mencapai target, yakni baru mencapai 679,5 ribu barel per hari (bph), lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 705 ribu bph.
Melesunya produksi minyak pada Januari-Maret 2021 ini tak hanya dialami oleh Pertamina Grup, namun juga perusahaan asing yang mengelola lapangan migas di Tanah Air.
Berdasarkan catatan SKK Migas, dua produsen minyak raksasa asal Amerika Serikat yakni Exxon Mobil Cepu Ltd dan PT Chevron Pacific Indonesia juga tak mencapai target produksi yang telah ditetapkan di APBN 2021.
Exxon Mobil Cepu Ltd, produsen minyak terbesar dari satu blok yakni Blok Cepu, Jawa Timur, tercatat pencapaian produksi minyaknya hanya sebesar 97,4% dari target 219 ribu bph atau hanya sebesar 213.251 bph.
Sementara PT Chevron Pacific Indonesia, produsen minyak terbesar kedua yang mengelola Blok Rokan, Riau, hanya memproduksi 162.951 bph atau 98,8% dari target APBN sebesar 165 ribu bph.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, ada beberapa isu yang terjadi pada kuartal I di beberapa lapangan yang dikelola perusahaan tersebut, seperti isu kenaikan air pada Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.
Selain itu, entry point (posisi awal) produksi yang rendah pada awal tahun ini menurutnya juga menjadi salah satu penyebabnya.
"Kinerja produksi beberapa lapangan tidak sesuai prognosis, seperti Lapangan Banyu Urip ada isu kenaikan water cut," ujarnya saat konferensi pers, Senin (26/04/2021).
Sementara produksi gas dari sejumlah produsen melebihi target, antara lain produksi gas dari BP Berau Ltd mencapai 1.352 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), lebih tinggi dari target 1.200 MMSCFD, ConocoPhillips (Grissik) Ltd 1.056 MMSCFD, lebih tinggi dari target 780 MMSCFD, dan Pertamina EP 903 MMSCFD, lebih tinggi dari target 700 MMSCFD.
Namun untuk realisasi salur (lifting) gas memang lebih rendah dibandingkan target. Realisasi salur gas BP hanya mencapai 90,8% dari target atau sebesar 1.090 MMSCFD dan Pertamina EP 99,8% dari target atau 699 MMSCFD.
"Ada kejadian unplanned shutdown di awal tahun seperti di Train 1 dan Train 2 BP Berau," ujarnya.
Adapun realisasi produksi gas bumi nasional selama kuartal I 2021 yakni 6.748 MMSCFD. Sementara realisasi salur (lifting) gas nasional mencapai 5.539 MMSCFD atau baru 98,3% dari target 5.638 MMSCFD.
Salah satu anak usaha Pertamina, yakni Pertamina EP, selama Januari-Maret 2021 realisasi produksi minyaknya hanya mencapai 86,5% dari target atau hanya 73.503 barel per hari (bph), lebih rendah dari target di dalam APBN 85.000 bph. Sementara produksi gas Pertamina EP pada kuartal I 2021 ini mencapai 699 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), beda tipis dari target sebesar 700 MMSCFD.
Sebelumnya, Dwi mengatakan, tidak tercapainya target produksi minyak dari beberapa anak usaha Pertamina dikarenakan adanya restrukturisasi organisasi di tubuh perseroan belum lama ini.
"Di awal 2021, dimulai akhir 2020, Pertamina melakukan perubahan-perubahan organisasi sub holding, itu menjadi salah satu penyebab dan sebuah proses dan itu memang biasanya akan terjadi," paparnya dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I 2021, Senin (26/04/2021)
Namun demikian, menurutnya Pertamina kini mulai melakukan harmonisasi dengan organisasi yang baru. Dari pihak SKK Migas pun menurutnya sudah menemui langsung pejabat Pertamina dan membahas isu ini.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Berisiko Tinggi Alami Tumpahan Minyak dari Kegiatan Migas
