
Apa Dampak Larangan Mudik? Ini Kata Bos BRI Finance

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan larangan mudik umumnya berdampak pada sektor-sektor lain yang berada pada cakupannya. Bagi sektor otomotif, mulanya ada kekhawatiran bagaimana kebijakan mudik berdampak pada merosotnya penjualan. Namun, ternyata masyarakat tetap antusias untuk membeli mobil baru meski harus inden.
Direktur Utama PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) Azizatun Azhimah menilai bahwa larangan mudik tidak sepenuhnya mematikan pergerakan ekonomi, karena masih ada mudik lokal.
"Dengan larangan mudik, istilahnya ada mudik lokal Jabodetabek, Medan, Surabaya, Jogja, Solo dan sekitarnya masih bisa debitur atau masyarakat untuk melakukan (mudik) terbatas di kota-kota besar, Kebetulan Kami punya cabang-cabang di kota-kota besar," katanya dalam BRI Cuap-Cuap Berkah dikutip Selasa (27/4/21).
Karenanya, larangan mudik yang ada saat ini nyatanya tidak begitu terasa pada penjualan di sektor otomotif. Masyarakat tetap memanfaatkan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0% hingga Mei mendatang.
Buktinya, banyak pabrikan yang mulai kesulitan dalam memenuhi permintaan masyarakat. Produksi yang seharusnya berlangsung saat ini harus tertunda dan masyarakat harus menerima kenyataan bahwa mobil yang bakal diterimanya berstatus inden.
"Untuk nasabah persiapan lebaran satu bulan sebelumnya mulai lakukan pembelian mobil, paling ngga satu bulan sebelum acara atau kegiatan," jelas Azizatun Azhimah.
BRI merupakan anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Pada tahun ini BRI Finance memiliki target besar dalam pembiayaan. Salah satu target pembiayaan mengarah pada industri otomotif.
"Di BRI Multifinance kami targetkan pembiayaan konsumer termasuk mobil sebesar Rp 2 triliun, saat ini kami sekitar Rp 400 miliar sudah lakukan realisasi," katanya.
Belakangan, sektor otomotif menjadi primadona dengan angka penjualan yang meningkat tajam. Pada Maret 2021 angka penjualan mencapai 84.910, padahal di bulan sebelumnya hanya mencatat penjualan sebanyak 49.202 unit. Penyebabnya karena ada relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
"Animo masyarakat meningkat, di kami BRI Finance target sampai April sudah hampir tercapai 100%, masyarakat jadi memanfaatkan momentum. Sampai Mei ini 100%, apalagi mendekati lebaran, ini positif peningkatan penjualan mobil dan kesempatan masyarakat untuk yang ingin membeli mobil," sebut Azizatun Azhimah.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditopang Relaksasi PPnBM, BRI Finance Bidik Pembiayaan Rp 2 T
