
Gawat, Kasus Corona Melejit dari Thailand hingga Kamboja

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebangkitan infeksi Covid-19 di negara-negara Indochina juga terjadi cukup pesat. Hal ini membuat beberapa negara memutuskan untuk melakukan langkah-langkah pembatasan.
Thailand tercatat mulai melakukan pembatasan sosial pada Senin (26/4/2021). Ini untuk mencoba menghentikan wabah yang membuat kematian mencapai rekor tertinggi dalam satu hari selama akhir pekan.
Di Bangkok serta 46 provinsi lainnya, mengenakan masker sekarang diwajibkan di ruang publik. Mereka yang melanggar akan didenda 20.000 baht atau sekitar Rp 900 ribu.
Pihak berwenang juga telah menutup sejumlah tempat termasuk bioskop, taman, pusat kebugaran, kolam renang, spa, dan pembibitan. Pembatasan baru datang seminggu setelah pihak berwenang memerintahkan bar dan klub malam untuk tutup dan melarang restoran menyajikan alkohol karena kluster hiburan malam.
Per Senin Thailand mencatat ada 2.048 kasus baru. Negeri itu mencatat angka kematian tertinggi dalam sehari selama pandemi terjadi yakni 11 orang dalam 24 jam terakhir.
Pada hari ini Thailand mencatat total warga telah terinfeksi mencapai 57.500. Ini naik dari hanya 29.000 pada awal April.
Thailand selama ini dikenal cukup berhasil menekan infeksi. Hal tersebut berkat pembatasan perjalanan yang kejam dan tindakan cepat untuk mengisolasi kasus yang dikonfirmasi.
Namun lambatnya peluncuran vaksinasi menjadi masalah tersendiri. Dibanding negara kawasan ASEAN, kampanye vaksinasi Thailand tertinggal.
Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha mengatakan bahwa pemerintah berusaha untuk mendapatkan lebih banyak dosis vaksin dan meningkatkan program untuk menyuntik 300.000 orang setiap hari. Thailand menggunakan sejumlah vaksin di antaranya AstraZeneca.
Kenaikan kasus juga terjadi di Kamboja. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mendesak pemilik pabrik di sektor garmen utama negara itu untuk membantu melindungi para pekerja.
"Wabah saat ini di pabrik dan pasar berfungsi sebagai pengingat menyakitkan akan pentingnya berinvestasi dalam langkah-langkah mitigasi sebelum kasus terjadi, untuk membantu mencegah penyebaran virus," kata Li Ailan, perwakilan WHO di Kamboja, dalam sebuah pernyataan.
Li mendesak pemilik pabrik untuk melakukan lebih banyak pemeriksaan suhu dan mengatur ulang bengkel untuk memungkinkan jarak sosial. Phnom Penh telah diisolasi selama 12 hari sekarang dan pekan lalu pihak berwenang memerintahkan semua pasar basah di kota itu untuk tutup selama 14 hari.
Perdana Menteri Hun Sen pada hari Minggu (25/4/2021) memerintahkan penegakan tindakan penguncian yang lebih ketat. Kamboja telah melaporkan total 9.975 kasus dan 74 kematian termasuk 10 pada akhir pekan kemarin, rekor harian tertinggi untuk negara itu.
Negara tetangga Laos, yang tampaknya lolos dari beban pandemi tahun lalu, juga mengalami lonjakan. Kasus melejit dari 58 kasus menjadi 323 dalam waktu kurang dari seminggu.
Ibu kota, Vientiane, lockdown pekan lalu. Pihak berwenang melarang penduduk meninggalkan rumah mereka kecuali untuk berbelanja dan pergi ke rumah sakit.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Perlu Belajar dari Mekong, Ekonomi Sungai Memutar Uang Triliunan