
Bos Pertamina Buka-bukaan soal Percepatan Energi Terbarukan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar, namun sayangnya masih sedikit yang dioptimalkan. Dengan adanya pandemi Covid-19, maka ini menjadi moment yang tepat untuk mempercepat transisi energi baru terbarukan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam CNBC Energy Conference, Senin (26/04/2021).
Untuk mempercepat transisi energi baru terbarukan tersebut, maka Nicke berpendapat egosentris dari setiap lembaga dan pemangku kepentingan harus disingkirkan.
"Kalau memandang green energy harus dicapai bersama, maka egosentris dari masing-masing fungsi harus disingkirkan agar target EBT bisa tercapai," ungkapnya dalam CNBC Energy Conference: Membedah Urgensi RUU Energi Baru dan Terbarukan, Senin (26/04/2021).
Dia mengatakan, untuk mendukung percepatan transisi energi baru terbarukan ini, maka dukungan dari perbankan juga diperlukan, khususnya untuk pembiayaan proyek EBT.
"Semua badan usaha, baik pemerintah, perbankan, maupun masyarakat harus bekerja sama untuk capai target EBT. Karena bicara potensi, potensi EBT kita sangat besar, tapi baru sedikit sekali yang dioptimalkan," tuturnya.
Dia pun menilai harmonisasi regulasi dari semua sektor juga perlu dilakukan.
"Ini perlu harmonisasi regulasi," ujarnya.
Sebelumnya, dalam acara yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah berkomitmen mengurangi 29% emisi gas rumah kaca pada 2030 mendatang.
"Kontribusi sektor energi dibutuhkan untuk mengurangi emisi rumah kaca dan perkembangan berkelanjutan, konservasi energi akan signifikan pada penurunan gas rumah kaca dan energi bersih," tuturnya saat memberikan sambutan dalam acara CNBC Energy Conference ini.
Dia pun menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 mendatang. Meski kini capaiannya masih 11,2%, masih jauh dari target 23%, namun dia meyakini dengan sumber daya yang besar dan biaya teknologi EBT yang semakin murah, akan membuat proyek EBT semakin kompetitif.
"Butuh kerja sama dan dukungan stakeholder, sinergi akan mempercepat transisi dari energi baru terbarukan," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Green Energy Bakal Sumbang 5,7% Pendapatan Pertamina di 2030
