Cek! 5 Fakta Tenggelamnya KRI Nanggala, Kronologi-Usia Tua

3. Kapal Buatan Jerman Tahun 1977
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengungkap kapal KRI Nanggala-402 itu dalam keadaan siap, baik dari segi personel maupun material sudah mendapatkan surat kelaikan. Kapal ini juga memiliki riwayat latihan menembak beberapa kali dan dalam kondisi siap tempur.
"Jadi KRI Nanggala ini saya tambahkan dibuat tahun 1977 [berusia 44 tahun] dan diterima angkatan laut delivery tahun 1981 buatan Jerman. Kemudian kapal ini juga sudah riwayatnya menembak torpedo kepala latihan ini 15 kali dan menembak torpedo kepala perang itu 2 kali dan sasarannya kapal eks KRI dan dua-duanya tenggelam," kata Laksamana Yudo dalam jumpa pers di Lanud Gusti Ngurah Rai Bali, Kamis (22/4/2021).
"Jadi KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur sehingga kita kirim untuk lakukan penembakan torpedo kepala latihan maupun kepala perang," ungkapnya.
Yudo mengatakan, KRI Nanggala juga rutin dilakukan perawatan. Menurutnya, KRI Nanggala-402 masih sangat layak.
"Kalau usia operasi kita sesuaikan, kalau kondisinya masih bagus dan bisa kita rawat dan tentunya akan kita rawat dengan baik. Tentunya di angkatan laut untuk perawatan kapal ini ada fase-fasenya. Jadi ada tahap-tahapannya dan kapal ini juga sudah di-docking terakhir Januari 2020, docking terakhir di PT PAL sehingga masih sangat layak," ujarnya.
4. Tahapan Sublook-Submiss-Subsunk
TNI memutuskan untuk menaikkan status hilangnya KRI Nanggala 402 dari submiss (hilang kontak) menuju fasesubsunk (tenggelam). Peningkatan status menjadisubsunk ini dilakukan setelah mereka menemukan beberapa bukti otentik serpihan barang KRI Nanggala, salah satunya, berbentuk tabung torpedo.
Barang ditemukan di sekitar radius 10 kilometer dari titik pencarian sementara tidak ada kapal lain melintas di daerah situ. Penemuan beberapa barang tersebut, juga mengindikasikan kapal mengalami retakan.
"Dengan demikian dengan adanya bukti otentik diyakini milik Nanggala itu, sehingga saat ini kami isyaratkan untuk menaikkan status dari submiss menuju fase subsunk," kata Laksamana TNI Yudo Margono, Sabtu (24/4/2021).
Sebelum memutuskan menaikkan status subsunk, TNI sudah melakukan beragam cara melalui submiss (pencarian kapal selam).
5. Kapal Polri hingga Poseidon AS Ikut Mencari
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan TNI yang dibantu oleh sejumlah pihak seperti Polri, Basarnas, serta beberapa pasukan dari negara lain akan terus mengupayakan evakuasi.
Sebagaimana diketahui,sejumlahpasukan asing ikut membantu evakuasi, diantaranya kapal bantuan MV Swift Rescue (Singapura), MV Mega Bhakti (Malaysia), HMAS Ballarat dan HMAS Sirius (Australia) serta SCI Sabarmati (India).
Selain itu, TNI mengerahkan 21 kapal perangnya guna melakukan pencarian. TNI juga mendapat bantuan armada kapal dari Polri. Sedikitnya ada empat kapal yang dikerahkan Korps Bhayangkara. Antara lain, Kapal Polisi (KP) Gelatik-5016, KP Enggang-4016 dan KP Barata-8.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi bakal menyiapkan dermaga khusus untuk kapal asing yang membantu proses pencarian kapal selam.
Kepala KSOP Tanjungwangi, Banyuwangi Letkol Marinir Benyamin Ginting mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan dermaga khusus kapal-kapal asing yang membantu proses pencarian kapal selam. Kapal-kapal asing ini juga menjadi prioritas untuk mendapatkan dermaga tempat bersandar.
"Kalau memang ada kapal yang datang mendadak kemudian minta sandar, terutama kapal asing kita sudah berikan dermaga yang ujung, dermaga internasional," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (24/4/2021).
Tak hanya itu, pemerintah Amerika Serikat (AS) juga secara resmi mengirimkan pesawat P-8 Poseidon, pesawat patroli maritim, ke Indonesia. Hal ini untuk mendukung kemampuan pencarian KRI Nanggala 402 milik TNI Angkatan Laut yang hingga saat ini masih belum ditemukan di Laut Bali.
(tas/tas)[Gambas:Video CNBC]
