Tiba-tiba! Okupansi Rumah Sakit di 12 Provinsi Meningkat

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
23 April 2021 16:23
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konfrensi Pers Perkembangan Perekonomian Terkini dan Kebijakan PC-PEN. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)
Foto: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konfrensi Pers Perkembangan Perekonomian Terkini dan Kebijakan PC-PEN. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah daerah di Indonesia mencatatkan tren kenaikan kasus setelah libur Paskah awal April, yang dibarengi dengan peningkatan keterisian tempat tidur di rumah sakit. Peningkatan kasus terlihat di daerah Jawa Barat, Aceh, Riau, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung dan Kalimantan Barat.

"Ada tren kenaikan kasus di beberapa daerah, dan juga keterisian rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) memang belum melampaui 50% tapi hal ini harus diperhatikan," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto  dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/04/2021).

Pemerintah mencatat kenaikan keterisian tempat tidur terjadi di 12 provinsi yang melakukan PPKM mikro yakni, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Aceh, Riau, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Lampung, dan Kalimantan Barat. Sementara 13 provinsi lainnya justru mengalami penurunan keterisian tempat tidur.


Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan beberapa rumah sakit pemerintah di Sumatera menunjukan kenaikan keterisian meski hanya sedikit. Artinya masyarakat harus lebih waspada, agar tidak terjadi lonjakan kasus karena tren kenaikan ini sudah terlihat di beberapa daerah.

"Di provinsi lain kita amati hal yang sama beberapa rumah sakit juga ada tren kenaikan, BOR masih di bawah ambang batas. Tetapi kita belum kekurangan tempt tidur, meski ada baiknya kita waspada," kata Budi Gunadi.

Dia juga meminta kepada seluruh daerah untuk tidak perlu buru-buru melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Hal ini diungkapkan Menkes karena ada kecenderungan terjadi peningkatan kasus di berbagai negara di seluruh dunia, seperti India.

Budi menyampaikan bahwa kenaikan kasus Covid-19 yang sangat tinggi di India disebabkan karena 2 hal utama, Pertama karena memang adanya mutasi baru disana, dan Kedua karena banyak pelonggaran yang dilakukan terlalu cepat.

"Protokol kesehatan yang dilonggarkan cepat, festival keagamaan diizinkan, dan kasus baru naik tinggi. Hal ini pelajaran bagi kita semua untuk mengamati laju penularan," ujarnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular