
Banyak Mal Baru Berdiri Terancam Jadi 'Gedung Setan'

Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan tingkat okupansi mal keterisian tenan juga hanya 60%-70% secara rata-rata nasional. Mal baru juga tidak semua terisi secara sepenuhnya.
"Rata rata mereka yang baru buka tingkat okupansi tidak sampai 50% tapi jauh lebih baik daripada tidak membuka sama sekali. Banyak calon penyewa menunda membuka tokonya," kata Alphonzus kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (22/4/2021).
Dewan Penasehat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta, mengakui memang masih ada beberapa peritel yang melakukan ekspansi di masa pandemi. Karena melihat kebutuhan itu ada dan peluang dari lokasi pusat belanja baru yang bisa tergarap.
"Saya kira peritel tidak bisa berhenti, pasti kita berkembang dengan kehati-hatian yang tinggi. Tapi harus melihat wilayahnya dimana. Penyewa banyak tutup juga karena lokasi jelek. Tapi Ada juga yang buka baru pasti sudah dilihat dengan perhitungan yang cukup matang," kata Tutum kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/4/2021).
Dia mencontohkan misalnya ada wilayah baru yang baru dikembangkan, tentu itu membutuhkan pusat perbelanjaan. Karena selalu ada pasar yang harus diisi oleh penyedia barang kebutuhan. Terlebih jika lokasi itu berada di pasar yang daya belinya masih tinggi.
(mij/mij)[Gambas:Video CNBC]