Pengunjung Masih Sepi, Kok Pengusaha 'Ngotot' Buka Mal Baru?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
22 April 2021 14:10
Desain Aeon Mall Tanjung Barat (Southgate Prime Tower)
Foto: Desain Aeon Mall Tanjung Barat (Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa pandemi Covid-19 belum menurunkan minat pengusaha untuk membuka pusat belanja baru. Terlihat dari beberapa mal yang baru dibuka di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Beberapa mal yang sudah buka di akhir tahun 2020 hingga saat ini, yaitu Pondok Indah Mall III yang buka pada 9 April 2021 lalu. Kemudian di akhir 2020 kemarin ada Ashta District SCBD, Senayan Park Mal (Spark), dan Green Sedayu Mall. Mal-mal diatas termasuk dalam kategori kelas wahid.

Lantas, apakah pandemi tidak berpengaruh pada daya beli masyarakat kelas atas?

Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat menjelaskan, pembukaan mal baru bukan karena keadaan operasional mal membaik. Akan karena sudah dipersiapkan dari sebelum masa pandemi.

"Persiapan pembuatan mal butuh 3-4 tahun sebelumnya. Berhubung sudah disiapkan maka mau tidak mau ya harus buka, bukan karena kondisi membaik. Traffic pengunjung mal di DKI Jakarta belum tembus 50% dari traffic sebelum Covid-19," kata Ellen kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/4/2021).

Ia menjelaskan saat proses konstruksi sudah dilakukan, paling tidak di atas 50%, pusat belanja tidak bisa batal dibuka. Karena sudah ada kontrak konstruksi juga kepada para tenant pengisi ruang mal.

"Jadi maju kena, mundur kena, ya kita maju aja," ujar Ellen.

Tapi bukan tidak mungkin mal menunda pembukaan. Menurut Ellen, itu semua tergantung pertimbangan masing-masing pengelola. Jika kerugian yang didapat karena batal membuka lebih besar, tentu lebih baik membuka walaupun tingkat kunjungan mal masih sepi.

Lantas bagaimana dengan keterisian ruang mal? Apakah minat pengusaha ritel berinvestasi di pusat belanja besar? Menurut Ellen, investasi ritel saat ini masih sedikit, Sehingga keterisian ruang mal juga masih bertahap. Tidak semua mal baru terisi secara penuh.

"Ritel masih tiarap, mereka masih wait and see," tutur Ellen.



Mengutip laporan riset Colliers Indonesia, melihat beberapa konstruksi pusat belanja baru, supply untuk area perbelanjaan akan naik 2%-2,5% selama 2021 - 2024 atau naik menjadi 172.100 - 173.161 meter persegi pertahun.

"Progres pembangunan mal baru masih berlanjut, secara lambat tapi pasti," kata Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, dikutip Kamis (22/4/2021).

Ferry menjelaskan sudah banyak juga pemilik mal yang memutuskan menunda pembukaan mal. Mereka menunggu momentum mendapatkan jumlah kunjungan yang lebih banyak setelah pembukaan.

Dari catatannya, ada tiga mal yang sudah direncanakan beroperasi di kota Jakarta, mulai dari Aeon Mall Tanjung Barat, Southgate Complex, dan Pondok Indah Mall 3 (Sudah Beroperasi). Ketiga mal ini sebelumnya direncanakan buka pada 2020 lalu. Lalu, di akhir 2021, Lippo Mal East Side juga akan dibuka, sehingga total lahan retail di akhir 2021 mencapai 4,93 juta meter persegi.

Sementara di area sekitar Jakarta, total lahan retail mencapai 3 juta meter persegi di akhir 2021. Ada tambahan dari Green Walk, Paradise Walk, juga pengembangan Margo City Mall di Kota Depok.

Sebagai catatan, lembaga riset properti ini mencatat okupansi mal menurun di daerah Jakarta maupun greater Jakarta sebesar 8% - 9%. Sehingga mencatatkan tingkat okupansi pada level 71,2% - 73,1% di kuartal I tahun ini.

Enam mal yang akan buka di Jakarta dan sekitarnya pada 2021

- Pondok Indah Mall 3
- Aeon Mall Tanjung Barat
- Southgate Complex
- Green Walk
- Paradise Walk
- Pengembangan Margo City


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPKM Level 3 Bikin Kunjungan ke Mal Jeblok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular