
Utang Nambah, Indonesia Bangkrut? Jangan Underestimate NKRI!
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
21 April 2021 04:50

Prastowo kemudian lebih lanjut menjelaskan, pemerintah akan lebih banyak melunasi cicilan pokok utang dibandingkan bunga utangnya. Dengan pelunasan cicilan pokok utang yang lebih besar maka diharapkan akan menurunkan utang beserta bunganya.
Tak hanya itu, Pemerintah juga dinilai bisa menjaga defisit anggaran lebih terkendali di tahun lalu meski ada pandemi Covid-19.
"Tahun 2020, defisit anggaran mampu dikendalikan di 6,09%. Lebih kecil dari target dalam Perpres 72/2020 (6,34%)," paparnya.
Kebangkrutan bisa terjadi kalau penggunaan dana dari utang tersebut tidak tepat, apalagi dikorupsi. Tapi kalau digunakan untuk membangun sumber daya manusia hingga infrastruktur, tentu menjadi manfaat besar di masa depan.
Hal ini yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Setiap bulan secara transparan pemerintah menyampaikan dalam APBN kita, mengenai penggunaan kas negara, termasuk yang dari utang.
"Keuangan Negara kan tiap bulan disampaikan Menkeu dalam APBN Kita. Itu kondisi real-nya," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara kepada CNBC Indonesia.
Sebagai gambaran, Bank Indonesia melaporkan posisi ULN pemerintah pada Februari sebesar US$ 209,2 miliar. Lebih rendah dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 210,8 miliar.
Sementara ULN swasta tetap didominasi oleh ULN jangka panjang. Pertumbuhan ULN swasta tercatat 3,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,5% (yoy).
BI menilai posisi utang RI ini sehat, karena ditopang oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan, baik oleh pemerintah, BUMN maupun swasta.
Ukurannya terlihat dalam rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,7%. Rasio yang relatif stabil. Bulan sebelumnya rasio ULN sebesar 39,6%. (dru)
[Gambas:Video CNBC]
Pages
Most Popular