Internasional

Dear Pengusaha Batu Bara RI, Ada Kabar Baik dari India

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 April 2021 14:25
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah India bakal membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru. Langkah ini tertuang dalam 28 draf halaman Kebijakan Listrik Nasional (NEP) 2021.

India memilih PLTU batu bara karena biaya murah. Namun pemerintah menekankan standar teknologi lebih ketat untuk mengurangi polusi.

"Sementara India berkomitmen untuk menambah kapasitas sumber pembangkit non-fosil, kapasitas pembangkit berbasis batu bara mungkin masih diperlukan untuk ditambahkan di negara ini karena menjadi sumber termurah," tulisan draf NEP tersebut, dikutip dari Reuters, Senin (19/4/2021).

"Semua pembangkit listrik berbasis batu bara di masa depan hanya akan menggunakan 'teknologi ultra super kritis' yang mengurangi polusi atau teknologi lain yang lebih efisien."

Draf ini sendiri sudah ada sejak Februari 2021. Namun sayangnya hingga kini belum resmi diumumkan.

Sebelumnya, seiring dengan upaya menekan dampak perubahan iklim, produsen listrik utama India NTPC Ltd mengatakan tidak akan menambah lahan untuk proyek-proyek baru berbahan bakar batu bara.

Sementara perusahaan swasta yang banyak dijalankan negara bagian Negeri Bollywood menegaskan tidak akan berinvestasi dalam pembangkit listrik tenaga batu bara baru karena tidak layak secara ekonomi.

Lebih lanjut, sumber yang memiliki pengetahuan langsung terkait draf ini mengatakan panel pemerintah yang terdiri dari pakar dan pejabat sektor listrik akan membahas draf tersebut segera. Mereka dapat membuat perubahan sebelum meminta persetujuan kabinet.

Rancangan dokumen tersebut juga mengusulkan perdagangan energi terbarukan di pasar sehari-hari. Ini menciptakan tarif terpisah untuk stasiun pengisian kendaraan listrik dan privatisasi perusahaan distribusi listrik.

Kontribusi batu bara untuk pembangkit listrik di India turun dua tahun berturut-turut. Namun, bahan bakar itu masih menyumbang hampir tiga perempat dari keluaran listrik tahunan India.

Aktivis lingkungan telah lama menentang India untuk menambah kapasitas baru berbahan bakar batu bara. Ini seiring dengan harga energi matahari dan angin yang turun ke rekor terendah.

Sebagai informasi, NEP 2021 adalah upaya pertama India untuk merevisi kebijakan kelistrikannya yang diberlakukan pada tahun 2005.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article India Dibayangi Krisis Pasokan Batu Bara & Listrik

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular