
'Mudik Dilarang Tapi Wisata Dibuka, Pemerintah Tak Konsisten'
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
15 April 2021 15:42

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman berpandangan, di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia yang belum terkendali, potensi terpaparnya virus di tempat pariwisata sangat mungkin terjadi.
Oleh karena itu menurut Dicky sangat penting bagi pemerintah membentuk sebuah regulasi atau pengaturan yang bisa memperkecil potensi adanya paparan virus corona.
Pun meskipun orang sudah melakukan protokol kesehatan, tidak akan 100% memperkecil orang membawa virus ke lokasi pariwisata tersebut.
Dicky menyarankan agar tempat pariwisata hanya boleh dikunjungi oleh orang masyarakat lokal saja. Artinya, tempat pariwisata bisa dibuka dengan berpedoman dengan pengendalian pandemi dengan mempertimbangkan positivity rate daerah tersebut.
"Kalau misalnya tempat pariwisatanya di Jakarta, ya hanya orang (yang tinggal) di Jakarta saja yang boleh berkunjung. Kalau tempat pariwisatanya ada di Bogor, hanya orang yang tinggal di Bogor saja, dan semua daerah lainnya," tuturnya.
Masyarakat yang hendak berkunjung ke tempat pariwisata pun, kata Dicky harus sadar diri jika ingin mengunjungi suatu destinasi pariwisata. Apabila sedang sakit dan bergejala, untuk jangan nekat pergi.
Masyarakat sedang dalam kontak tracing orang yang positif Covid-19 juga disarankan tidak bepergian.
"Misalnya di keluarganya ada yang positif Covid-19 atau keluarganya ada yang dalam kontak tracing, baik anak atau istri dan sebagainya, ini jangan bepergian," tuturnya.
Jadi, menurut Dicky sangat penting bagi pengelola pariwisata melakukan screening kepada setiap pengunjung. Karena protokol kesehatan seketat apapun dijalankan, apabila tidak ada screening di awal, potensi klaster itu memungkinkan terjadi.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Pages
Most Popular