Lanjutkan Kebijakan Trump, Biden Jual Senjata Rp 336 T ke UEA

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 April 2021 21:10
Pesawat tempur F-15 Amerika Serikat - Pinterest
Foto: Pesawat tempur F-15 Amerika Serikat - Pinterest

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan melanjutkan penjualan senjata lebih dari US$ 23 miliar atau sekitar Rp 336 triliun (asumsi kurs Rp 14.600 per US$) ke Uni Emirat Arab (UEA), termasuk pesawat F-35 canggih, drone bersenjata, dan peralatan lainnya.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri pada Selasa (13/04/2021) mengatakan bahwa pemerintah AS akan bergerak maju dengan penjualan yang diusulkan ke UEA.

"Bahkan saat ini kami terus meninjau detail dan berkonsultasi dengan pejabat Emirat (terkait dengan penggunaan senjata)," katanya, menambahkan perkiraan tanggal pengiriman penjualan UEA, jika diterapkan, adalah setelah 2025 atau lebih, sebagaimana dilansir dari Arab News.

Pemerintahan Biden mengumumkan peninjauan tersebut pada akhir Januari 2021 dan UEA mengatakan bahwa pihaknya telah mengantisipasi peninjauan tersebut dan menyambut upaya bersama untuk mengurangi ketegangan.

Pemerintah AS juga mengantisipasi "dialog yang kuat dan berkelanjutan dengan UEA" untuk memastikan kemitraan keamanan yang lebih kuat.

"Kami juga akan terus memperkuat dengan UEA dan semua penerima artikel dan layanan pertahanan AS bahwa peralatan pertahanan asal AS harus diamankan secara memadai dan digunakan dengan cara yang menghormati hak asasi manusia dan sepenuhnya sesuai dengan hukum konflik bersenjata," bunyi pernyataan tersebut.

Pemerintahan Biden juga meninjau kebijakannya untuk penjualan senjata militer ke Arab Saudi, termasuk beberapa kesepakatan senjata era Trump, sehubungan dengan keterlibatan Saudi di Yaman dan masalah hak asasi manusia lainnya.

Sebelumnya, administrasi Presiden asal Partai Demokrat ini telah menghentikan sementara kesepakatan yang disetujui oleh mantan Presiden Republik Donald Trump, untuk dilakukan peninjauan lebih lanjut. Penjualan ke negara Teluk itu diselesaikan tepat sebelum Trump meninggalkan jabatannya.

Pemerintahan Trump mengatakan kepada Kongres pada November 2020 bahwa mereka telah menyetujui penjualan AS ke UEA sebagai kesepakatan sampingan dari Abraham Accords, perjanjian yang ditengahi AS pada bulan September di mana UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Beberapa bulan terakhir pemerintahan Trump, Israel mencapai kesepakatan dengan UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Paket US$ 23,37 miliar berisi produk-produk dari General Atomics, Lockheed Martin Corp. dan Raytheon Technologies Corp, termasuk 50 pesawat F-35 Lighting II, hingga 18 MQ-9B Unmanned Aerial Systems dan paket udara-ke-udara dan udara-ke amunisi tanah.

Upaya legislatif untuk menghentikan penjualan gagal pada Desember 2020, karena sesama anggota Partai Republik Trump di Kongres mendukung rencananya.

Pemerintahan Trump kemudian menyelesaikan penjualan besar-besaran ke UEA pada 20 Januari 2021, sekitar satu jam sebelum Biden dilantik sebagai Presiden.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Tunjuk Perempuan Berdarah Palestina Jadi Pejabatnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular