
Pulihkan Dunia dari Covid, Biden dan IMF Tebar Rp 9.100 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) dan Departemen Keuangan Amerika Serikat bekerja sama untuk memberikan bantuan senilai total US$ 650 miliar atau Rp 9.100 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) kepada negara-negara yang paling terdampak pademi Covid-19. Bantuan ini diberikan nama 'currency aid'.
Dilansir dari CNBC, hal ini disampaikan oleh Departemen Keuangan AS yang menyebutkan bahwa IMF akan mengalokasikan anggaran untuk dana Hak Penarikan Khusus (Special Drawing Rights/SDR) ini.
Nantinya dana ini diharapkan akan dapat membantu membangun penyangga cadangan, memperlancar penyesuaian, dan mengurangi risiko stagnasi ekonomi dalam pertumbuhan global.
Untuk diketahui, SDR adalah aset cadangan yang dapat digunakan negara untuk menambah aset valuta asing mereka, seperti emas dan dolar AS.
Pengumuman ini menunjukkan bahwa alokasi SDR berada dalam tingkat yang diizinkan oleh departemen keuangan untuk dialokasikan tanpa persetujuan kongres.
Menteri Keuangan Janet Yellen dan Senator John Kennedy, R-La baru-baru ini bertukar pikiran tentang masalah SDR selama audiensi publik.
Pada dasarnya, perjanjian tersebut akan memungkinkan negara-negara untuk menukar SDR mereka dengan dolar AS. Permintaan global untuk mata uang Amerika telah menjadi masalah yang berulang selama pandemi dan mengakibatkan Federal Reserve juga terlibat dalam program pertukaran dolar yang kuat di seluruh dunia.
Departemen Keuangan akan menukar SDR dengan dolar yang disimpan di Exchange Stabilization Fund. Hal ini akan mengharuskan pemerintah untuk meminjam lebih banyak uang dan menimbulkan beberapa kerugian, yaitu perbedaan antara bunga pada SDR dan tingkat Treasury.
"Biaya implisit potensial ini jauh lebih rendah daripada manfaat pemulihan global yang kuat," tulis departemen keuangan dalam keterangannya, dikutip Jumat (2/4/2021).
"Mengatasi kebutuhan global jangka panjang akan aset cadangan akan membantu mendukung pemulihan global dari krisis COVID-19. Pemulihan global yang kuat juga akan meningkatkan permintaan untuk ekspor barang dan jasa AS - menciptakan lapangan kerja AS dan mendukung perusahaan AS," lanjut pernyataan tersebut.
Dalam sidang Senat yang digelar mengenai dana bantuan Covid, Kennedy memang menantang Yellen tentang alokasi SDR, dengan mengatakan itu akan mahal bagi pembayar pajak Amerika sementara hanya sebagian kecil dari manfaat yang akan masuk ke negara-negara miskin.
Dia mengatakan China dan Rusia juga akan memiliki akses ke SDR dan biaya pinjaman ke AS dapat mencapai US$ 180 miliar, tetapi berdasarkan alokasi US$ 1 triliun dalam SDR.
Namun, Yellen mengatakan perbedaan antara apa yang harus dibayar AS untuk meminjam uang dan bunga yang diterimanya pada SDR akan dibersihkan dan tidak mahal.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Presiden Terpilih AS Biden Patah Tulang Kaki, Kok Bisa?