Internasional

Biden Rilis Dana Infastruktur US$ 2 T, Cek Buat Apa Saja!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
01 April 2021 16:35
Presiden AS Joe Biden
Foto: Presiden AS Joe Biden (AP Photo/Evan Vucci)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden merilis rencana pendanaan infrastruktur jumbo sebesar US$ 2 triliun atau setara dengan Rp 28.000 triliun, Rabu (31/3/2021). Ini untuk mempercepat pembangunan ekonomi pasca pandemi Covid-19 di negeri adidaya itu.

Dikutip CNBC International, pengumuman tersebut memulai inisiatif besar kedua Biden. Sebelumnya Kongres AS telah mengesahan stimulus bantuan Biden senilai US$ 1,9 triliun awal bulan ini.

Biden menegaskan langkah terbarunya ini akan menciptakan lapangan kerja, mengubah infrastruktur AS dan melawan perubahan iklim. Di fase kedua, rencana bantuan ini akan meningkatkan pendidikan dan memperluas cuti berbayar serta cakupan perawatan kesehatan.

"Ini adalah investasi yang harus kami lakukan," kata Biden. "Kami mampu membuatnya. Dengan kata lain, kami tidak mampu untuk tidak melakukannya."

Meski begitu, poin mengenai proposal kenaikan pajak sepertinya masih menjadi perdebatan panjang dalam memuluskan stimulus ini. Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell menyatakan akan menolak proposal ini karena ia merasa kenaikan pajak sangat membebani perusahaan Amerika.

Lalu apa saja rincian penyalurannya? Berikut di antaranya dilansir dari Reuters:

Halaman 2>>

Dana tersebut akan disalurkan ke sejumlah sektor. Termasuk untuk transisi perusahaan yang selama inii bergerak di energi fosil ke energi ramah lingkungan, sebagaimana janji kampanye Biden.

Berikut rincannya:

1. US$ 650 Miliar untuk Jalan, Kereta Api dan Transportasi

Dana sebanyak US$ 650 miliar (Rp 9.400 triliun) akan digunakan untuk membangun dan memodernisasi sejumlah infrastruktur publik. Yakni jalan raya sepanjang 20.000 mil, 10 jembatan yang signifikan secara ekonomi, dan 10.000 jembatan lainnya.

Ini termasuk US$ 20 miliar (Rp 291 triliun) untuk program keselamatan jalan guna mengurangi kematian bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki. Ada pula US$ 20 miliar (Rp 291 triliun) untuk menghubungkan kembali lingkungan yang dibagi oleh proyek jalan raya.

Dana ini akan menggandakan pendanaan federal untuk angkutan umum dengan investasi US$ 85 miliar (Rp 1.200 triliun). Sebanyak US$ 80 miliar (Rp 1.100 triliun) akan digelontorkan ke perusahaan kereta api nasional AS, Amtrak.

Rencana tersebut juga mencakup US$ 25 miliar (Rp 364 triliun) untuk bandara, US$ 17 miliar (Rp 247 triliun) untuk saluran air pedalaman, pelabuhan pesisir dan feri, dan investasi dalam pembersihan polusi udara pelabuhan. Ada lagi US$ 25 miliar (Rp 364 triliun) untuk proyek transportasi "ambisius" yang "terlalu besar untuk program pendanaan saat ini."

Sebagai dorongan bagi pembuat kendaraan elektronik, pemerintah akan memberi investasi US$ 174 miliar (Rp 2.500 triliun). Ini untuk membuat pasar kendaraan listrik (EV) lebih unggul dengan memacu rantai pasokan domestik dan memberikan potongan harga kepada konsumen untuk membelinya.

2. US$ 650 Miliar untuk Infrastruktur Rumah

Dana sebanyak US$ 650 miliar (Rp 9.400 triliun) akan disalurkan ke broadband, air bersih, jaringan listrik, dan perumahan berkualitas tinggi. Dana ini akan mengusulkan akses broadband untuk sekitar 35% penduduk pedesaan Amerika yang tidak memiliki layanan, membangun atau memperbaiki dua juta unit rumah, dan rumah sakit veteran.

Dana ini juga akan disalurkan untuk menggantikan 100% pipa timbal bantalan air dan jalur layanan di seluruh negeri, yang menurut Gedung Putih melayani sebanyak 10 juta keluarga. Ada US$ 100 miliar (Rp 1.400 triliun) untuk "meningkatkan dan membangun sekolah umum baru, melalui US$ 50 miliar (Rp 728 triliun) dalam bentuk hibah langsung dan US$ 50 miliar tambahan yang dimanfaatkan melalui obligasi."

Nantinya, akan ada pula aturan untuk membatasi energi fosil, seperti sumur minyak dan gas serta membenahi keamanan tambang yang ditinggalkan. Gedung Putih optimis, ini akan menciptakan ratusan ribu pekerjaan di daerah di mana pekerjaan minyak dan pertambangan telah mengering.

3. US$ 400 Miliar untuk Perawat

Menurut Gedung Putih, dana sebanyak US$ 400 miliar (Rp 5.800 triliun) akan diberikan kepada satu dari enam pekerja sosial di AS. Paket pendanaan baru Biden itu, akan mendanai perawatan berbasis rumah atau komunitas untuk ratusan ribu warga lansia dan penyandang disabilitas.

Biden percaya, ini akan meningkatkan kesejahteraan pegawai yang bekerja di sektor ini. Termasuk mendorong kenaikan gaji dan manfaat yang didapat pekerja.

4. US$ 580 Miliar untuk Manufaktur, Pelatihan dan Penelitian

Dana sebanyak US$ 580 miliar (Rp 8.400 triliun) akan dibagi menjadi beberapa bagian. Angka tersebut termasuk investasi US$ 50 miliar (Rp 728 triliun) dalam manufaktur semikonduktor domestik.

Sementara sebanyak US$ 180 miliar (Rp 2.600 triliun) juga akan disalurkan untuk penelitian dan pengembangan dengan fokus pada energi bersih. Sejumlah lain, belum diketahui pasti, akan diberikan ke perusahaan sebagai insentif bagi mereka yang menciptakan pekerjaan baru bagi komunitas pekerja yang sebelumnya mencari nafkah di sektor batu bara dan menumbuhkan rantai pasokan AS.

Halaman 3>>>








Sementara itu, rencana tersebut akan membuat banyak perubahan pada aturan pajak A.S. Sumber dana akan berasal dari pajak perusahaan.

Ini termasuk menaikkan tarif pajak perusahaan AS menjadi 28% dari pungutan 21% yang ditetapkan di era Donald Trump. Menghilangkan semua subsidi dan celah industri bahan bakar fosil, dan menetapkan pajak minimum atas pendapatan yang digunakan perusahaan untuk melaporkan keuntungan kepada investor. 

Reformasi tersebut akan menambah 0,5% ke PDB AS per tahun dalam pendapatan perusahaan. Gedung Putih percaya ini akan membayar investasi itu dalam 15 tahun ke depan dan mengurangi defisit pemerintah karena stimulus corona sebelumnya. 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular